Tebingtinggi (Sumut), SuaraLira.com -- Pemko Tebingtinggi menggelar Seminar Sehari Peninjauan Hari Jadi Kota Tebing Tinggi di Balai Kartini Baru, Selasa (29/06/2021).
Kegiatan ini dilakukan untuk menyelidiki lebih dalam tentang keabsahan Hari Jadi Kota Tebingtinggi yang diperingati setiap tanggal 01 Juli.
Seminar ini menghadirkan Tim Ahli yang berasal dari Fakultas Ilmu Budaya USU dan UNIMED, Pemangku Adat Kerajaan Negeri Padang Djuanda, Perwakilan Partuha Kaujana Siamlungun H Nikmat Saragih, Zuriat Datuk Bandur Kajum M Rizki Jamil, Zuriat Tebing Pangeran Muhammad Muhar, Tokoh Masyarakat Peduli Sejarah Dr Abdul Khalik MAP MIkom, serta pegiat-pegiat Sejarah lainnya di Kota Tebingtinggi.
Wali Kota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM menyampaikan rasa terima kasih kepada Universitas Sumatera Utara (USU) dan UNIMED serta para Tetua Adat dan pegiat sejarah di Kota Tebingtinggi karena ikut ambil bagian dalam membahas Hari Jadi Kota Tebingtinggi.
Hari jadi Kota Tebingtinggi yang selalu diperingati setiap 01 Juli selalu menjadi perhatian, yang mana itu adalah Peresmian dari Gementee (Bahasa Belanda, "Wilayah") oleh Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda.
"Kita merasa terhenyuk setiap tanggal 01 Juli kita memperingati Hari Jadi Kota Tebingtinggi, yang identik dengan Pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda. Karena pada saat tersebut (01 Juli) adalah Peresmian Gemeente Kota Tebingtinggi oleh Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda. Oleh sebab itu, hari ini kita membawa Peta Gemeente yang berasal dari Leiden (Perpustakaan Leiden, Belanda) yang dibawa oleh POLDASU yang kebetulan sedang menyelesaikan permasalahan Heritage Kota Medan. Kita patut berterima kasih kepada Polda Sumut karena membawakan arsip yang sangat penting bagi Kota Tebingtinggi ini," jelas Wali Kota.
Peta Gemeente ini merupakan peta Tahun 1918, hal ini menunjukkan bahwa Kota Tebingtinggi sudah ada dan sudah memiliki tata ruang. Inilah yang menjadi bukti bahwa Kota Tebingtinggi memang sudah ada sebelum Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda datang.
Selain itu, ditemukan juga situs sejarah seperti kuburan dibelakang Mesjid Raya Tebingtinggi (sekarang sudah dipindahkan ke TPU Kelurahan Durian) yang diperkirakan sudah ada sejak Tahun 1808. Hal ini juga membuktikan Kota Tebingtinggi sudah terdapat kehidupan di zaman yang lalu, jauh sebelum 1917.
Wali Kota berharap melalui seminar ini, dapat memberikan hasil yang sesuai dengan data dan fakta yang nantinnya bakal menjadi warisan sejarah untuk generasi yang akan datang.
"Jangan sekali-kali melupakan sejarah, karena sejarah-lah yang akan kita tinggalkan kepada generasi yang akan datang agar tidak salah dan dapat membentuk serta memelihara karakter (diri) sebagai karakter pejuang, bukan sebagai karakter yang dijajah," harap Wali Kota.
"Kita bukan mencari kesahalan tetapi untuk mencari suatu kebenaran. Dan tentunya kebenaran itu adalah memang ada dan dapat dibuktikan dengan ilmiah dengan bukti-bukti dan situs-situs sejarah yang sesuai dengan data primer dan data sekunder," tutup Wali Kota.
Sebelumnya, Pemko Tebingtinggi melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tebingtinggi menandatangani perjanjian kerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang diikuti oleh Wali Kota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, Wakil Rektor III USU Dr Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan SSi MSi APT, Dekan Fakkultas Ilmu Budaya USU Dr Dra T Thirhaya Zein MA, Kadis Pendidikan Dan Kebudayaan Tebing Tinggi Idham Khalid SKM MKes, Sekdis Pendidikan dan Kebudayaan Tebingtinggi Amris Siahaan SPd MSi, Ketua Prodi S1 Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU Drs Edi Sumarno MHum. Dan Ketua Prodi S2 Ilmu Sejarah Fak Ilmu Budaya USU Dr Suprayitno MHum. (Gabe/sl)