Suaralira.com, Pekanbaru -- Rado Parasian Maruli Tua Simanjuntak patut berbangga. Berkat usaha dan kerja kerasnya, pemuda asal Desa Kiyap Jaya, Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau ini berhasil lulus menjadi anggota Polri.
Rado merupakan anak yatim. Ayahnya sudah beberapa waktu lalu meninggal dunia. Ia hidup dengan ibunya, Erita Br Siagian dan 2 orang adik di sebuah rumah papan sederhana.
Ibunya, hanya seorang buruh sawit. Sebagai single parent yang bertindak sebagai tulang punggung keluarga, pendapatannya hanya pas-pasan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Lantaran iba melihat kondisi sang ibu, belum lagi adik-adiknya yang juga harus tetap meneruskan pendidikan, Rado bertekad ingin merubah derajat keluarga.
Usai menamatkan pendidikan di SMKN 1 Bandar Sei Kijang, anak pertama dari 3 bersaudara ini mencoba peruntungannya dengan ikut tes penerimaan anggota Polri di Polda Riau.
Rado meminta izin dan doa restu dari ibunya. Dengan berurai air mata, Erita pun melepas anak lelakinya itu untuk berjuang meraih cita-citanya menjadi anggota Polri.
Dalam hal ini, Rado mengandalkan seluruh kemampuan yang dia punya. Tak sepeser pun dia mengeluarkan uang selama proses seleksi.
"Saya ingin menjadi anggota polri untuk merubah nasib keluarga saya, untuk menyekolahkan adik-adik saya, dan mengangkat derajat orang tua," kata Rado, Sabtu (26/11/2022).
Rado mengungkapkan, ia ingin menunjukkan kepada orang-orang, bahwa dirinya mampu diandalkan untuk membawa keluarganya kepada kehidupan yang lebih baik.
"Saya tidak ingin adik-adik saya harus berjuang seperti yang saya alami. Pada ibu tersayang, saya meminta doa agar lulus dan terpilih menjadi anggota Polri," tutur pemuda kelahiran Medan, 3 Februari 2004 ini.
Singkat cerita, perjuangan Rado untuk meraih mimpi menjadi anggota Polri akhirnya terwujud. Ia berhasil melewati seluruh tahapan proses seleksi.
Ia terpilih sebagai calon Tamtama Brimob dalam penerimaan anggota Polri di Polda Riau Gelombang I Tahun Anggaran 2023.
"Semua usaha dan doa saya, ibu dan adik-adik akhirnya terkabul. Saya berhasil lulus menjadi anggota Polri. Saya memohon doa dari ibu saya, supaya bisa mengikuti pendidikan dengan lancar. Setelahnya, bisa mengabdi kepada negara, bisa merubah nasib keluarga dan menyekolahkan adik-adik," urai Rado.
Sementara itu, Erita sang ibunda, tak mampu menyembunyikan rasa bahagia mengetahui anaknya lulus dan diterima menjadi calon anggota Brimob.
Dikisahkan Erita, sejak suaminya meninggal, kehidupan ia dan anak-anak menjadi sulit.
"Tapi anak kami ini (Rado, red) mau berjuang mewujudkan cita-cita menjadi anggota polisi," sebutnya.
Erita menuturkan, dari kecil Rado merupakan anak yang baik. Rado selalu membantu pekerjaannya menjadi buruh sawit dan melakukan beberapa pekerjaan lain demi mendapatkan uang.
"Saya berterima kasih sekali sama Tuhan karena anak saya sudah bisa menjadi anggota polisi. Terima kasih banyak sama Tuhan. Anak saya masuk polisi tidak ada mengeluarkan biaya," terang Erita.
Adik Rado, Siska Natalia, juga merasa sangat bersyukur abangnya itu bisa diterima sebagai anggota Polri.
"Abang saya sangat baik, dia baik sama saya, dia selalu bantu saya ke sekolah. Dia sering ngasih saya uang," ujar Siska menangis haru. (J Manik/sl)