Wako Intruksikan Camat Telusuri Penjual Zat Berbahaya

 

PEKANBARU (suaralira.com) - Tim gabungan Pemerintah kota (Pemko) Pekanbaru dan Pemprov Riau menemukan tiga makanan yang diduga mengandung boraks. Penemuan makanan yang mengandung boraks tersebut ditemukan di jalan Ronggo Warsito dalam sidak pasar Ramadan, Rabu (8/6).


Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT usai melakukan tinjauan takjil di tiga lokasi mengatakan, pihaknya akan mengintruksikan pihak camat dan dinas teknis untuk mencari pelaku yang menjual bebas bahan-bahan berbahaya ini.


"Saya minta kepada camat dan dinas teknis untuk mencari sumber pelakunya, agar mereka tidak lagi menjual zat-zat berbahaya tersebut," katanya.


Ia menambahkan, dari tiga lokasi yang ditelusuri pada Rabu sore tersebut, dua lokasi yakni di Bazar KP KNPI di depan rumah dinas dan jalan Pelajar atau Ahmad Dahlan, tidak satupun makanan yang mengandung zat-zat berbahaya.


"Ternyata yang di Ronggo yang ketemu. Kita tinjau ternyata ada campuran boraks dimakanan pisang coklat dan mie," ujar Firdaus.


Kepada pedagang, Firdaus berharap untuk tidak menjual makanan berbuka puasa dengan mencampur bahan makanan yang mengandung zat berbahaya. Hal ini dikarenakan akan berdampak kepada tubuh yang memakannya.


"Untuk masyarakat juga harus pandai memilih makanan, jangan sampai terlihat menarik ternyata mengandung zat berbahaya. Jadi tetap waspada," tutupnya.


Sebelumnya, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Pekanbaru, turut serta melakukan pengawasan terhadap jajanan atau takjil untuk umat Muslim yang berbuka puasa.


Dari tiga lokasi yang dilakukan sidak takjil bersama Pemko Pekanbaru dan Pemprov Riau tersebut, pihaknya menemukan tiga sample makanan yang diduga mengandung bahan berbahaya. Dilokasi pertama yakni Bazar Takjil di depan rumah dinas wali kota, BBPOM mengambil delapan contoh sampling untuk dilakukan pengujian. Hasil dari sample tersebut, kata Indra, negatif. Kemudian pasar Muhammadiyah dijalan Ahmad Dahlan, dari 18 sampel dan kemudian diuji negatif juga sama, yakni hasilnya negatif.


Dilokasi ketiga yakni di Ronggo Warsito, BBPOM juga melakukan uji sampling sebanyak 26 sampel diduga mengandung bahan yang peruntukannya bukan untuk makanan. Dari 26 sampel yang uji, 3 sampel ternyata mengandung boraks.


Pengujian tersebut juga langsung dilakukan pada hari itu juga untuk mengetahui apa-apa saja sampel makanan yang mengandung zat berbahaya.