Akibat Lingkungan Rusak, PDAM Kekurangan Air Baku

BEKASI (suaralira.com) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi (TB) Bekasi, kini mulai kekurangan air baku untuk diolah menjadi air bersih. Tahun 2017, untuk wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi yang kini berpenduduk sekitar 3,7 juta jiwa, mestinya harus tersedia air baku 96.000.000 meter kubik per tahun. Itu setara dengan 3,1 meter kubik per detik.

 

Namun yang ada saat ini, air baku yang tersedia, baru sebanyak 70.012.484 meter kubik per tahun. Hal itu membuat layanan air bersih di dua wilayah pemerintahan itu, belum maksimal.

 

Penjelasan itu diungkapkan Direktur Teknik dan Kabag Produksi PDAM Tirta Bhagasaai Arudji Kartawinata dan Dina Rosdianawati, Senin (22/5). Diproyeksikan kata Arudji, kebutuhan air baku 15 tahun mendatang hingga tahun 2032 untuk dua wilayah tersebut sebesar 9,5 meter kubik per detik.

 

Khusus wilayah Kabupaten Bekasi katanya, kebutuhan air baku 15 tahun mendatang sebesar 5,1 meter kubik per detik per tahun. 

 

"Krisis air baku ini tidak bisa dianggap sepele. Sebab dimana mendatang kelangkaan air akan menyebabkan masalah luar biasa," tegas Arudji. 

 

Selama ini, PDAM TB Bekasi sebagian besar mengandalkan air dari sungai Tarum Barat atau Kalimalang.

 

Sedang kualitas air baku sungai yang bersumber dari Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta ini, terus menurun akibat kerusakan lingkungan dan perubaham iklim.

 

Karena itu, kata Arudji dan Dina, kedepan perlu inovasi teknologi untuk memberikan solusi jangka panjang. Diantara yang dapat dilakukan, perlu pemanfaatan air laut yang jumlahnya tidak terbatas.

 

Upaya lainnya, penyelamatan lingkungan sumber-sumber air yang harus dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Termasuk perlu adanya  pembangunan tempat penampungan air hujan seperti waduk, sehingga air hujan dapat dimanfaatkan saat musim kemarau.

 

Paling penting lagi, mengurangi pencemaran air dari limbah rumah tangga, industri termasuk mencegah sungai jangan dilakukan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah.

 

(oto/sl)