ROBOLINGGO, suaralira.com — Menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940, umat Hindu di Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo melaksanakan upacara Tawur Agung Kesanga dan mengarak ogoh-ogoh keliling desa. Pemandangan tersebut salah satunya terlihat di Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo.
Sebelum mengarak ogoh-ogoh, ratusan umat Hindu berkumpul melakukan sembahyang untuk mensucikan diri dengan berpakaian adat Bali. Bermacam-macam bentuk dan warna ogoh-ogoh dirangkai dan di hias untuk menyambut Hari Raya Nyepi yang disimbolkan dengan sosok buta kala.
Pawai ogoh-ogoh tidak hanya diikuti oleh orang dewasa saja, tetapi juga belasan anak-anak kecil juga turut antusias mengikuti jalannya pawai. Para anak kecil itu juga turut membawa ogoh-ogoh mini.
Usai diarak, kemudian diadakan pembakaran ogoh-ogoh. Kepala desa pandan sari Tiyarso mengungkapkan ogoh-ogoh yang dibakar merupakan simbol dari menghapus sifat jahat dan niat buruk yang dilakukan manusia agar ke depannya tidak diulangi perbuatannya dan menjadi lebih baik lagi.
“Setelah upacara Tawur Agung Kesanga dan pawai ogoh-ogoh ini selesai, kita mempersiapkan untuk melaksanakan Catur Brata penyepian, serta bagi yang mampu diharapkan melaksanakan tapa, brata, yoga dan semadhi. Melalui momentum hari raya Nyepi ini, saya mengajak seluruh umat Hindu di kecamatan sumber untuk berintropeksi diri serta merekatkan hubungan antar umat,” ucapnya. (sdr)