JAKARTA, suaralira.com - Jelang lebaran, umumnya kebutuhan masyarakat meningkat. Mulai dari menjalankan tradisi mudik ke kampung halaman, membeli pakaian baru, kue-kue kering, hingga menyiapkan amplop untuk sanak saudara.
Meski kebutuhan meningkat, beruntung para kaum pekerja akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR). THR adalah bonus hari raya keagamaan. Umumnya, THR diberikan sebesar satu kali gaji bulanan.
Nah, saat THR datang, keinginan untuk berbelanja biasanya memuncak. Lalu, bagaimana mengatur agar THR tak menguap sia-sia untuk hal-hal yang tak dibutuhkan?
Perencana Keuangan dari Oneshildt Financial Planning Agustina Fitria memberikan jurus yang bisa diterapkan seperti dilansir cnnindonesia.com. Pertama, buat skala prioritas memenuhi kewajiban yang tak boleh ditunda-tunda, seperti membayar zakat, membayar THR bagi pekerja di rumah Anda, dan petugas keamanan atau kebersihan di lingkungan tempat tinggal.
Setelah itu, Anda bisa menyusun rencana mudik dengan mengalokasikan sejumlah dana. Apabila Anda menggunakan pesawat, maka Anda harus mengalokasikan lebih tebal duit THR, mengingat harga tiket pesawat yang melambung.
Jika Anda memilih transportasi darat, seperti mobil, maka Anda harus menganggarkan biaya tol dan bahan bakar. Anda juga harus memikirkan akomodasi penginapan jika memilih tinggal tanpa bergantung keluarga di kampung halaman.
"Misal, tidak mudik, tapi menggelar open house, dan butuh anggaran untuk perbaikan rumah, itu juga bisa langsung disisihkan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/5).
Sementara bagi penerima THR yang tidak merayakan hari raya lebaran, misalnya yang beragama Katolik, Kristen, Buddha, dan Hindu, maka THR yang didapat juga bisa segera disimpan untuk kebutuhan jelang hari raya keagamaan masing-masing. Intinya, sesuaikan dengan skala prioritas lebih dulu.
Kedua, sambung Agustina, setelah menetapkan prioritas, disiplin lah membayar semua kebutuhan itu. Ketiga, pintar dalam menggunakan alokasi dana THR yang sudah dipetakan.
Caranya, dengan jeli melihat promo diskon yang ada, alat pembayaran yang ditawarkan, hingga platform pembayaran. Misalnya, beli tiket mudik di situs resmi maskapai jauh lebih murah ketimbang di agen perjalanan atau beli lah baju lebaran di aplikasi jual-beli dalam jaringan (online) yang jauh lebih murah.
Namun, ia mengingatkan Anda perlu ekstra hati-hati ketika pembelian menggunakan kartu kredit. Sebab, menurut Agustina, kebutuhan lebaran sejatinya merupakan pengeluaran konsumtif, sehingga lebih baik tidak ditutup dengan berutang.
"Kalau pakai kartu kredit, jangan lupa pikirkan nanti beban bunga ke depannya. Jangan sampai lebarannya sudah selesai, tapi cicilannya belum," ungkapnya.
Sementara, bagi pekerja yang belum mendapat THR penuh, ia mengatakan 'jurus' yang perlu diterapkan sejatinya sama. Namun, harus lebih jeli pada skala prioritas. Misalnya, kalau memang belum cukup untuk membeli tiket pesawat dalam rangka mudik. Menurut dia, tunda lah rencana mudik Anda ke tahun berikutnya.
Perencana keuangan lainnya, Budi Raharjo menuturkan penerima THR juga harus bisa melihat peluang. Artinya begini, THR merupakan bonus pendapatan yang diterima pekerja.
Maka, bonus itu sebenarnya bisa juga dijadikan amunisi tambahan untuk menabung dan berinvestasi. Dengan begitu, kelebihan THR di tahun ini bukan tidak mungkin berbuah pada tahun berikutnya yang mana bisa dijadikan tambahan lagi untuk menutup kebutuhan lebaran tahun depan.
"Kalau ada lebih, ada baiknya ditabung dan diinvestasikan atau minimal, bisa menjadi uang jaga-jaga ketika mudik lebaran, agar ketika ada apa-apa, dananya siap," terang Budi. (**)