Di Kampar, Idris Laena dan Waskita Karya Sosialisasi Kontribusi BUMN di Pembangunan IKN

Suaralira.com, Kampar - Anggota DPR RI Fraksi Golkar Idris Laena sama Waskita Karya sosialisasikan peran Kementrian BUMN RI dalam hal pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru berada daerah Kalimantan. Sosialisasi ini dilaksanakan tempat Gedung Serbaguna Bangkinang, Kampar, Riau, hari Senin (26/6/2023).
 
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri peserta sebanyak 100 orang yang terdiri unsur atau elemen dari masyarakat setempat. Antara lain Ormas Kepemudaan Islam,  dan kalangan milineal, serta hadir tokoh masyarakat setempat. Tampak peserta
itu antusias mendengarkan pemaparan Idris Laena merupakan Anggota Komisi IV DPR RI dari Dapil Provinsi Riau 2.
 
Kesempatan itu, Idris Laena paparkan, peran dari PT Waskita Karya dalam hal pembangunan IKN yaitu berhasil meraih itu beberapa kontrak proyek baru di IKN. Antara lain proyek Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara dengan total nilai kontrak mencapai Rp1,35 triliun.
 
Selanjutnya ada pembangunan Gedung Sekretariat Presiden, serta Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana pada IKN tersebut yang rencananya ini akan dibangun di atas tanah seluas 50.678 m2 dan luas bangunan 33.312 m2 yang terbagi menjadi 3 bangunan. Antara lain Sekretariat Presiden, Mess Paspampres dan Bangunan Pendukung.
 
“Pembangunan ini membutuhkan waktu pembangunan selama 720 hari kalender dengan target penyelesaian pekerjaan pada akhir tahun 2024,” kata Idris Laena dihadapan peserta sosialisasi.
 
Diterang dia, Waskita Karya pengalaman didalam hal mengerjakan pembangunan gedung ternama dengan tepat mutu dan tepat waktu antara lain Wisma 46 Jakarta, Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Renovasi Masjid Istiqlal, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta.
 
Kemudian pembangunan sarana dan Gedung Bandara Kertajati Jawa Barat, Terminal dan Sarana Bandara Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, Terminal Baru Bandara Minangkabau Padang Sumatera Barat, dan Renovasi Terminal 1 Juanda Jawa Timur. Selain itu, telah berhasil memenangkan 2 tender proyek jalan yaitu Proyek Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung – Jembatan Pulau Balang senilai Rp990 miliar dan Pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN (KIPP) Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 senilai Rp182 miliar.
 
"Waskita Karya berhasil meraih proyek jalan di IKN ini dikarenakan pengalaman dalam membangun jalan tol Trans-Jawa dan jalan tol Trans Sumatra, serta hal itu berbagai jembatan. Yang diantara lain Jembatan Merah Putih Ambon, Jembatan Pasopati Bandung, dan Jembatan Kali Kuto Semarang," ujarnya. 
 
Selanjutnya, juga dipercaya kerjakan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dengan kontrak senilai Rp639 miliar.
 
Katanya, dimana pembangunan IPAL ini akan menjadi support utama dalam hal pengelolaan air limbah yang berada di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan – Ibu Kota Negara, yang sehingga tetap dapat menjaga kualitas air tanah dan kurangi pencemaran lingkungan. Pekerjaan dari proyek ini rencananya dikerjakan dalam waktu 742 hari dan akan selesai pada akhir tahun 2024.
 
Idris Laena mengatakan, tidak hanya disitu saja. Karena diketahui tak hanya berhenti disitu, sebab Waskita Karya ini sedang berupaya untuk meraih gelar National Lighthouse. Sebagai informasi, National Lighthouse Industri 4.0 ini bisa menjadi contoh dalam hal transformasi digital dan penerapannya teknologi 4.0.
 
“Perusahaan-perusahaan ini, dianggap layak menjadi role model bagi pelaku industri di sektornya itu dapat menjadi mitra dialog pemerintah implementasi Industri 4.0 di Indonesia,” ungkap Idris Laena penuh wibawa.
 
Diketahui, hal kebutuhan procurement Waskita Karya pada bulan Oktober lalu meluncurkan aplikasi e-procurement yang dinamai We-Proc. Aplikasi ini juga mewadahi pembeli dan rekanan untuk melakukan pengadaan secara digital. Dengan adanya aplikasi We-Proc, maka proses procurement kini bisa dilakukan secara tersentralisasi. Manfaat ini yang diraih.
 
Menurut Idris Laena, adalah skala dan harga relatif jauh lebih kompetitif serta compliance lebih baik dari sebelumnya.
Untuk hal proses construction, Waskita Karya memanfaatkan teknologi virtual reality sebagai bagian media koordinasi BIM.
 
"Tak hanya berhenti implementasi teknologi, Waskita Karya sedang upaya meraih gelar National Lighthouse," ujar Idris Laena. (Rza/Rul/sl)