Oleh: Edo Nasution
SuaraLira.com -- Pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia telah menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan konektivitas antar kota.
Salah satu kota yang sedang berada di tengah perubahan besar akibat proyek jalan tol adalah Tebing Tinggi, sebuah kota yang memiliki peran strategis di Sumatera Utara.
Sebagai titik persinggahan penting antara kota-kota besar di provinsi ini, Tebing Tinggi kini dihadapkan pada dilema yang tak mudah, akankah jalan tol yang melintasi kota ini membawa peluang bagi kemajuan, atau justru menjadi ancaman bagi keberlanjutan pembangunan yang adil dan merata?
Di satu sisi, kehadiran jalan tol pasti menawarkan berbagai peluang yang tak bisa dipandang sebelah mata. Peningkatan aksesibilitas adalah salah satu keuntungan utama yang dapat diperoleh dari pembangunan jalan tol.
Dengan adanya jalan tol yang menghubungkan Tebing Tinggi lebih cepat dengan kota-kota besar seperti Medan, Asahan, dan bahkan wilayah lainnya di Sumatera, arus barang dan jasa akan menjadi lebih lancar.
Ini akan membuka peluang bagi pelaku bisnis lokal untuk memperluas pasar dan meningkatkan efisiensi operasional. Sektor perdagangan, pertanian, dan industri kecil dan menengah (IKM) yang ada di Tebing Tinggi akan mendapatkan manfaat besar karena produk-produk lokal bisa lebih cepat sampai ke pasar luar kota dan bahkan ekspor.
Selain itu, pembangunan jalan tol juga dapat mendatangkan investasi yang lebih besar. Kemudahan akses dari dan menuju kota akan menjadi daya tarik bagi investor untuk membuka usaha atau bahkan industri besar di Tebing Tinggi.
Ini berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan baru, mengurangi angka pengangguran, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Tebing Tinggi bisa berkembang menjadi pusat perekonomian regional yang lebih maju, dengan sektor-sektor seperti logistik, perhotelan, dan sektor jasa lainnya menjadi sektor-sektor yang tumbuh pesat.
Untuk menghadapinya, diperlukan strategi pembangunan yang bijaksana dan berbasis pada pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan masyarakat lokal.
Pembangunan jalan tol harus diimbangi dengan kebijakan yang melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengelolaan dampak sosialnya.
Selain itu, pemerintah perlu memastikan bahwa ada pemerataan manfaat dari pembangunan ini, dengan mendorong pembangunan sektor-sektor yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal, seperti pengembangan UMKM dan sektor pertanian yang berkelanjutan.
Pembangunan jalan tol di Tebing Tinggi juga bisa menjadi momentum untuk memperkenalkan konsep pembangunan yang lebih terintegrasi, yakni dengan memadukan pembangunan infrastruktur dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pemerintah perlu bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyediakan pelatihan dan pendidikan bagi masyarakat agar mereka siap menghadapi perubahan yang dibawa oleh pembangunan infrastruktur ini.
Peningkatan kualitas pendidikan, keterampilan teknis, serta kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan harus menjadi bagian integral dari strategi pembangunan kota.
Jalan tol di Tebing Tinggi, pada akhirnya, bisa menjadi peluang besar atau ancaman, tergantung pada bagaimana kebijakan pembangunan ini direncanakan dan dilaksanakan. Jika dioptimalkan dengan baik, jalan tol dapat mendorong kemajuan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebaliknya, jika diabaikan atau dikelola tanpa memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan yang adil, jalan tol bisa berpotensi memperburuk ketimpangan dan merusak keseimbangan kota.
Tebing Tinggi harus bisa menavigasi perubahan ini dengan cerdas, mengembangkan kebijakan yang inklusif, dan menciptakan ruang bagi inovasi dan kreativitas agar dapat menikmati manfaat maksimal dari pembangunan infrastruktur ini tanpa mengorbankan nilai-nilai keberlanjutan dan kesejahteraan bersama.