JAKARTA (suaralira.com) - Di antara paru-paru dan dinding dada manusia terdapat cairan yang berfungsi khusus untuk mengurangi gesekan yang bisa saja terjadi di antara keduanya. Namun pada kasus tertentu, volume cairan ini bisa tiba-tiba bertambah banyak.
Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai edema paru, yang berarti penumpukan cairan di paru-paru. Umumnya edema paru dipicu oleh infeksi atau adanya tumor pada organ paru-paru.
Akan tetapi persoalan yang lebih buruk baru akan muncul ketika edema paru dibiarkan begitu saja. "Bila penumpukan cairan dibiarkan terlalu lama, pasien akan merasa sesak karena fungsi paru-paru yang terganggu oleh cairan tersebut," jelas dr Hariadi Hadibrata, SpBT KV dalan acara bulanan pertemuan CISC (Cancer Infomation and Support Center) di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/08/2016).
Untuk itu agar bisa dihindari, dr Hariadi menyarankan pada mereka yang memiliki cairan berlebih agar memeriksakan diri ke dokter sehingga cairan tersebut dapat segera dikeluarkan. Dengan begitu, dampak akibat penumpukan cairannya pun juga akan terkurangi.
"Namun bila cairan yang berlebihnya masih sedikit, masih bisa diserap dengan mengonsumsi makanan sehat seperti makanan tinggi protein," lanjut dr Hariadi yang juga praktek di RS Siloam, Semanggi, Jakarta Pusat tersebut.
Lantas untuk bisa mengetahui apakah seseorang mengalami kelebihan cairan dalam paru-parunya atau tidak, metode paling efektif yang bisa digunakan adalah dengan foto rontgen.
"Bisa saja dokter mengetahui dengan mendengar suara paru-paru, tetapi yang paling efektif yaitu rontgen atau melalui USG," pungkasnya.