Tips Menjaga Asupan Nutrisi Anak

Apakah Kebutuhan Nutrisi Anak Terjaga selama Berpuasa..?

JAKARTA - Tentunya setiap orang tua ingin melatih anak-anaknya untuk berpuasa sejak dini. Namun, apakah sudah dipastikan asupan nutrisi anak selama bulan Ramadan terjaga, sehingga tumbuh kembangnya pun tidak akan terganggu?
 
Ibadah puasa bukanlah merupakan suatu hal yang mudah karena saat berpuasa, seseorang harus menahan diri dari makan, minum dan hal-hal buruk yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Agar terbiasa menjalankan ibadah puasa, seseorang perlu berlatih sejak kecil. Itulah sebabnya mengapa orangtua perlu melatih anak untuk berpuasa semenjak dini.
 
Berbeda dengan orang dewasa, anak memiliki aspek tumbuh kembang. Salah satu faktor yang sangat berperan dalam optimalisasi tumbuh kembang anak adalah faktor nutrisi. Oleh karena itu, jika orangtua ingin melatih anak untuk berpuasa, orangtua pastinya harus menjaga asupan nutrisi anak selama bulan Ramadan agar kebutuhan nutrisinya tetap terjaga dan tidak mengganggu tumbuh kembang anak.
 
Nah, simak kiat-kiat berikut untuk menjaga nutrisi anak selama bulan puasa:
 
Latih anak berpuasa pada usia yang tepat dan dengan cara yang tepat
 
 
Melatih anak untuk berpuasa paling tepat dilakukan pada usia sekolah. Pada saat ini, anak sudah cukup besar untuk dapat menahan lapar dan haus selama berpuasa. Melatih anak di bawah usia sekolah untuk berpuasa tidak dianjurkan, karena anak di bawah usia sekolah masih membutuhkan nutrisi yang relatif besar untuk tumbuh kembangnya dan belum memiliki cadangan nutrisi yang cukup banyak.
 
Ajarkan anak berpuasa mulai dari puasa setengah hari, misalnya berbuka pada pukul 12 siang. Kemudian, keesokan harinya tambah durasi berpuasa misalnya hingga jam 13, jam 14, jam 15, hingga akhirnya anak dapat berpuasa sehari penuh. Dengan demikian, tubuh anak dapat melakukan proses adaptasi.
 
Pastikan kebutuhan nutrisi anak terpenuhi saat berpuasa
 
 
Selama berpuasa, kebutuhan anak baik makronutrien (karbohidrat, lemak, dan protein) serta mikornutrien (vitamin dan mineral) harus tetap terjaga. Usahakan untuk memberi makan anak dengan jumlah yang biasa ia makan sebelum bulan Ramadan. Tetaplah berikan 3 kali makan porsi sedang dengan 2 kali makanan selingan. Caranya adalah dengan memberi makan porsi sedang saat berbuka, sebelum tidur, dan saat sahur.
 
Pilih takjil yang sehat dan bergizi. Jika anak biasa minum susu, maka tetap berikan susu kepada anak di bulan puasa. Penuhi juga kebutuhan serat anak dengan banyak mengonsumsi buah dan sayur. Dengan demikian, nutrisi anak akan tetap terjaga selama berpuasa. Selain itu, berikan minum kepada anak dalam jumlah yang cukup selama bulan Ramadan.
 
Ajak anak untuk ikut makan sahur
 
 
Bangunkan anak untuk sahur. Siapkan menu makanan yang ia senangi saat sahur, agar anak bersemangat untuk makan sahur. Ajarkan bahwa sahur sangat penting selama berpuasa untuk menjaga kesehatannya. Jika anak tidak terbangun saat sahur, jangan paksakan anak untuk berpuasa karena dapat berisiko menimbulkan hipoglikemi dan dehidrasi. Jika anak tetap ingin berpuasa, maka pantau kondisi anak dengan baik terutama setelah lewat tengah hari.
 
Apabila anak terlihat lemas, pusing, mengantuk, berkeringat dingin, maka segera beri air gula kepada anak karena bisa jadi itu merupakan gejala hipoglikemi akibat anak tidak makan sahur atau tanda dehidrasi akibat kekurangan cairan tubuh.
 
Pantau berat badan anak secara berkala
 
 
Salah satu cara memantau pertumbuhan anak adalah dengan memantau berat badan anak. Jika asupan nutrisi anak cukup selama bulan Ramadan, berat badan anak akan naik atau tetap. Namun demikian, jika Anda memperhatikan bahwa berat badan anak menurun selama bulan puasa, perbaiki nutrisi anak karena bisa jadi itu merupakan tanda kurangnya asupan nutrisi anak.
 
Semoga dengan kiat-kiat di atas, Anda dapat melatih anak Anda untuk berpuasa tanpa perlu khawatir ia akan kekurangan nutrisi selama bulan Ramadan.
 
Editor : Asral Bakhri