PEKANBARU (suaralira.com) - Belasan peserta seleksi calon Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam) Kota Pekanbaru mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Riau pada Senin (15/8/2016).
Mereka menuding ada indikasi kecurangan yang dilakukan oleh Panitia Seleksi dari Panwaslu Kota Pekanbaru dalam proses seleksi calon anggota Panwascam.
Tudingan itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, para peserta mengaku menerima pesan singkat melalui SMS yang diterima dari ketua Panitia yang memberitahukan bahwa mereka lulus, meskipun nama merrka tidak ada dalam daftar nama yang dinyatakan lulus dalam papan pengumuman.
Amirudin, salah seorang peserta seleksi yang juga mantan anggota Panwascam Kota Pekanbaru mengatakan mereka mendatangi Bawaslu untuk mempertanyakan tentang proses perekrutan anggota panwascam yang dilakukan oleh Panwaslu Kota Pekanbaru.
Dia menjelaskan, sejumlah kejanggalam terlihat dalam proses seleksi anggota Panwascam tahun ini.
Awalnya ada 300 orang lebih yang telah dinyatakan lulus seleksi administrasi dan kemudian akan mengikuti ujian tertulis.
Setelah mengikuti ujian tertulis, seorang komisioner Panwaslu Kota Pekanbaru yang juga Ketua Panitia Seleksi, Agung Nugroho menyatakan penitia akan mengirim pesan singkat SMS kepada mereka yang dinyatakan lulus ujian tertulis.
Beberapa waktu kemudian, panitia mengirimkan pesan singkat SMS yang memberitahukan bahwa nama-nama calon anggota Panwas yang yang dinyatakan lulus telah dipajang di Kantor Panwaslu Kota Pekanbaru.
Ternyata, dari 300 orang hanya 70 orang saja yang dinyatakan lulus.
Nama Amidurin dan beberapa orang lainnya tidak termasuk dalam daftara 70 orang yang dinyatakan lulus itu.
Namun anehnya, beberapa waktu setelah pengumuman itu, Amirudin mendapat pesan sms dari panitia yang bertuliskan, "Selamat anda dinayatakan lulus, dan akan mengikuti tahap selanjutnya,".
Tidak lama kemudian, SMS lainnya dari nomor yang sama kembali dia terima.
Isinya cukup mengejutkan, yang menyatakan permohonan maaf dari panitia sekaligus menganulir isi sms yang menyatakan kelulusan itu.
Amirudin mengaku tidak hanya dia saja yang menerima pesan sms itu, ada belasan peserta lainya yang juga menerima pesan sms serupa.
Kejadian itu yang kemudian mendorong dia dan belasan calon anggota lainnya mendatangi Bawaslu Riau untuk melaporkan kejanggan itu.
Selain bawaslu, Amirudin mengaku mereka juga akan membawa masalah itu kepada Dewan Kehormatan Pengawas Pemilu (DKPP) Pusat.