PEKANBARU, SUARALIRA.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyebut, jarak pandang di Kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau terbatas menyentuh 500 meter.
"Di Kota Rengat yang terjadi kabut (fog), bukan kabut asap kebakaran hutan dan lahan," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Ahad.
Rengat, lanjutnya, merupakan sebagai ibu kota kabupaten tersebut, dilanda kabut. Sama dengan kondisi cuaca di sebagian besar Provinsi Riau dan menjadi terbatas.
Tercatat visibilty atau jarak pandang di wilayah Pekanbaru cuma sejauh dua kilometer (km), wilayah Pelalawan lima km disertai udara kabur serta Dumai terpantau tujuh km.
Dia jelaskan, fog merupakan kabut tebal berwarna putih atau disebut embun dengan kandungan butiran air lebih banyak dan terjadi proses pembentukannya sewaktu dini hari.
"Embun ini, lazimnya berada dekat permukaan tanah karena berkondensasi dan menjadi lebih mirip awan dengan kelembapan udara hanya 80 persen atau di bawah rata-rata," terangnya.
Slamet berkata, kabut ini sama dengan awan dan berada dipermukaan seperti gumpalan kabut asap yang menutupi sebagian wilayah dan mengakibatkan jarak pandang terbatas.
"Tapi dengan adanya sinar matahari, maka fog akan hilang dengan sendiri. Ini disebabkan pemanasan oleh matahari dan terjadi penguapan uap air. Makin siang, maka keadaan semakin terang dan membaik," bebernya.
Data pihaknya menyatakan, hingga Ahad (30/10) pukul 7.00 Wib tercatat curah hujan di Pekanbaru 42,4 milimeter (mm) dan Pelalawan 20 mm.
Lalu Meranti di Kepulauan Meranti 14,4 mm, Bangkinang di Kampar tercatat 19,1 mm, di Rengat 12,6 mm, Rokan IV Kota di Rokan Hulu 7,3 mm dan Koto Kampar di Kampar 1,4 mm.
"Titik panas pada pagi ini, terpantau nihil di Riau. Begitu juga di Sumatera, satelit tidak temukan baik titik panas atau titik api," tegas Slamet.
Kepala Stasiun BMKG Pekanbaru, Sugarin lalu menyatakan, Provinsi Riau bakal mengalami puncak La Nina pada bulan Oktober dan November tahun ini.
"Wilayah di Riau, saat ini kan sudah masuk dalam masa transisi musim hujan. Puncaknya terjadi dua bulan ke depan," terangnya.
BMKG setempat menyebut, musim kemarau terjadi di provinsi tersebut saat ini adalah kemarau basah. (ant/sl)