Abrasi

Abrasi di Pulau Rangsang Makin Parah

RANGSANG PESISIR (suaralira.com) -  Kondisi abrasi di pesisir Pulau Rangsang makin parah. Jika tidak segera dicegah, maka pulau yang berhadapan dengan Selat Malaka tersebut kelak akan hilang tergerus ombak.
 
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Meranti, ER Fauzi mengungkapkan, abrasi tidak hanya menggerus bibir pantai, namun juga merusak sejumlah infrastruktur fisik dan kebun milik masyarakat.
 
Seperti abrasi yang terjadi di Desa Tanah Merah, Kecamatan Rangsang Pesisir yang telah merusak pelabuhan rakyat di desa setempat. Meski pelabuhan tersebut dibangun beton, namun tetap runtuh diterjang ombak.
 
Tidak hanya fasilitas umum, Tim BPBD juga melaporkan kerusakan pada perkebunan kelapa milik masyarakat. Puluhan hektar kebun kelapa di sepanjang pantai di desa itu rusak akibat terjangan ombak laut Selat Malaka.
 
Menyikapi kondisi itu, staf Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Riau, Zulfahmi, menyarankan agar data BPBD Kepulauan Meranti tersebut dapat diteruskan ke Pemerintah Provinsi Riau dan Pusat. "Rekap foto-foto itu, bikin proposal pak. Minta rekomendasi bupati dan sampaikan ke BPBD Provinsi Riau, biar kita uruskan rekomendasi gubernur dan diajukan ke BNPB untuk dimasukkan kegiatan 2018," sarannya, melalui grup WA Siaga BPBD Kepulauan Meranti.
 
Berdasarkan data riaupotenza.com, sebenarnya masalah abrasi ini telah lama diteriakan masyarakat dan Pemerintah Daerah. Namun, tetap saja persoalan itu belum ada solusinya.
 
Bahkan, baru-baru ini Wakil Bupati Kepulauan Meranti Said Hasyim juga menyempatkan diri untuk menyampaikan persoalan tersebut kepada anggota DPD RI Instiawati Ayus yang berkunjung (reses) untuk meminta bantuan mengatasi masalah abrasi Pulau Rangsang serta mengembangkan potensi pertanian di daerah ini. Wabup berharap DPD ikut merekomendasi kepada pemerintah pusat agar menyediakan anggaran proporsional untuk mengatasi masalah abrasi tersebut.
 
“Rata-rata abrasi di pantai utara Pulau Rangsang bisa mencapai delapan meter per tahun. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan kita mengharapkan program dari provinsi dan pusat mengatasi masalah abrasi ini,” ungkap Wabup.
 
Menurutnya, Pemkab dan masyarakat setempat sudah berupaya mengatasi masalah abrasi ini. Namun, keterbatasan anggaran Pemkab membuat upaya tersebut kurang maksimal. Demikian juga upaya masyarakat menanam mangrove, tidak semuanya berhasil. Rpz/sl