Alquran dan Sains Jelaskan Munculnya Api di Dalam Lautan

JAKARTA, suaralira.com - Setelah Perang Dunia II, para ilmuwan menjelajahi samudera dan lautan mencari bahan-bahan mineral. Mereka terkejut menemukan bahwa pegunungan vulkanik terbentang di seluruh lautan sepanjang ribuan kilometer yang mereka sebut sebagai pegunungan bawah laut. 
 
Dalam buku ‘Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah’ dijelaskan, dengan mempelajari bentangan pegunungan bawah laut ini, jelas bahwa gunung-gunung tersebut terbentuk sebagai akibat dari letusan-letusan dahsyat gunung berapi.
 
Terdapat jaringan raksasa pergeseran geologi yang meretakkan kerak berbatu Bumi dan mengitari celah akibat retakan tersebut. Pergeseran ini terutama berpusat di dasar laut. 
 
Jaringan pergeseran geologi tersebut membentang hingga lebih dari 64 ribu kilometer dan kedalamannya mencapai sekira 65 kilometer menembus kerak berbatu. Jaringan pergeseran itu mencapai lapisan lunak yang dikenal sebagai zona lunak (astenosfer). 
 
Di dalam astenosfer, bebatuannya dalam keadaan sebagian leleh dengan tingkat kepadatan dan kelekatan relatif tinggi. Arus panas menggiring berton-ton bebatuan yang meleleh itu ke dasar samudera. Selain itu, batuan tersebut juga menuju dasar beberapa lautan seperti Laut Merah dengan temperatur mencapai lebih dari 1.000 derajat Celsius.
 
Batuan ini yang diperkirakan berjumlah jutaan ton, kemudian mendorong air laut ke kanan dan kiri. Fenomena ini dikenal oleh para ilmuwan sebagai fenomena perluasan dan pembentukan kembali dasar laut dan samudera.
 
Daerah yang dihasilkan dari proses perluasan itu dipenuhi dengan magma, sehingga mengakibatkan munculnya api di dasar samudera dan beberapa kawasan dasar laut. 
 
"Demi bukit, dan Kitab yang ditulis, pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Ma'mur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorang pun yang dapat menolaknya," Surah At Tur Ayat 1-8. 
 
Fakta bahwa terdapat api di dalam laut telah disebutkan dalam Alquran sejak 14 abad lalu, jauh sebelum manusia mengenal teknologi canggih untuk bisa meneliti serta menemukan keberadaan api di dalam laut tersebut.
 
(oz/sl)