Kampar (Riau), Suaralira.com -- Ketua Koperasi Jil Al-anshor (Gita Purnama) Pekanbaru yang di dampingi Ketua koperasi cabang Kabupaten Kampar (Tarmidzi) mengadakan sosialisasi dengan calon pengurus Koperasi di Desa Padang sawah Kecamatan Kampar kiri Kabupaten Kampar, Propinsi Riau, Sabtu 24/8/2019 Pekanbaru.
Ketika Awak Media Suaralira.com mengkonfirmasi ketua Koperasi Jil Al-Anshor (Gita Purnama) terkait dengan penyelenggaraan sosialisasi dengan masyarakat di Desa padang Sawah, ketua memberikan gambaran program rencana usaha yang akan dijalankan oleh koperasi di desa, masing masing sangat di respon peserta.
"Menurut Gita Purnama kebanyakan masyarakat kita di Provinsi Riau adalah petani sawit, kita ingin memfokuskan usaha kita di bidang jual beli hasil perkebunan sawit, terutama penjualan TBS (tandan buah segar) untuk tahap pertama dimulai dari hasil kebun anggota kita itu sendiri, selain itu kita akan merambah ke unit usaha suplay bahan pokok seperti beras, gula, minyak kemasan dan lain lain.
Harapan kita Melalui koperasi, kita akan coba menjalin kerjasama langsung produsen, dan langsung kita distribusikan ke masyarakat, sehingga harga yang diterima masyarakat menjadi lebih murah dan terjangkau.
Selain itu kita punya pandangan untuk merintis usaha suplay gas LPG melalui koperasi kita. Karena pada kenyataannya, harga gas LPG subsidi yang seharusnya bisa diterima masyarakat Rp 18.000,-/tabung, sekarang dilapangan harganya bisa melambung menjadi Rp 25.000,- sampai Rp 30.000,- per tabung"
Selain dari program yang akan dijalankan tersebut, ketua Koperasi Jil Al-Anshor juga memberikan pencerahan kepada masyarakat "Koperasi kita ingin memutus mata rantai harga penjualan tbs hasil perkebunan anggota koperasi.
Biasanya harga yang diberikan pabrik kepada pemegang DO akan dipotong oleh pemegang DO kepada toke/veron sebesar Rp 50,-. Lalu toke/veron akan memotong kepada petani sebesar Rp 300,-. Dari sini saja petani sudah dirugikan Rp 350,-. Belom lagi PKS memberikan harga semena-mena bisa mencapai Rp 200-300 perak dibawah harga yang ditetapkan pemerintah.
Akhirnya dari mata rantai ini harga petani bisa terpotong mencapai Rp 700,- sampai 800,-, belom lagi mereka harus membiayai upah panen, upah perawatan, biaya pupuk, dll.
Jika saja harga yang ditetapkan pemerintah Rp 1.500,-/kg maka bisa saja harga yang diterima masyarakat hanya Rp 600,- sampai Rp 700,- bersihnya. Kapan masyaarakat kita petani sawit kita bisa sejahtera" Ungkap Ketua Koperasi Jil Al-Anshor Gita Purnama.
Dalam pertemuan itu, Gita Purnama menyampaikan program tersebut, kepada semua peserta Bahwa," program Koperasi yang saya pimpin bertujuan memberdayakan masyarakat, dimana masyarakat kita saat ini sudah banyak yang memiliki lahan sawit yang luas, akan tetapi harga penjualan tandan buah segarnya belum bisa di nikmati sesuai dengan harga yang di berikan pemerintah, (Daulat H/SL)