Kota Bekasi, Suaralira.com -- Sebagai daerah urban yang dekat dengan ibukota Negara (DKI Jakarta), Kota Bekasi terus melakukan penataan wajahnya, mulai dari perbaikan infrastruktur hingga terbukanya keran investor yang menjamur.
Tentunya seiring dengan perkembangan tersebut, kebutuhan masyarakat Kota Bekasi akan kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan juga semakin tinggi.
Ketua DPD GPN Kota Bekasi, Leonardo mengatakan, Kota Bekasi memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, yakni 2,8 juta jiwa. Wajar, jika Kota Bekasi menjadi salah satu pasar untuk perputaran perekonomian di Indonesia.
"Fakta yang terjadi saat ini seperti itu, bahwa Kota Metropolitan ini (Kota Bekasi), banyak terbangun mall, hotel dan restoran. Artinya, perputaran uang di Kota Bekasi cukup pesat.
Tentu hal itu harus berimbang dengan kebutuhan kesehatan, pendidikan, tenagakerja dan juga meningkatkan UMKM yang ada," ucapnya kepada Kabartiga selepas Diskusi Santai bersama Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, di Saung Underpass, Bekasi Timur, Minggu siang (22/9/2019).
Diskusi yang diinisiasi oleh Organisasi Masyarakat Gerakan Pemuda Nusantara (GPN) dan Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) ini serius menyoroti berbagai hal seperti Kesehatan, Pendidikan, Ketenagakerjaan dan UMKM yang kian dikeluhkan masyarakat Kota Bekasi belakangan ini.
Leo, sapaan akrab dari Ketua GPN Kota Bekasi ini melihat, bahwa pengangguran di Kota Bekasi tidak berangsur kurang setiap tahunnya. Kendati, perlu adanya solusi dari kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi.
"Seiring dengan perkembangan zaman yang sudah serba digital saat ini, tentunya harus lebih mudah lagi bagi para pencari kerja di Kota Bekasi.
Pemkot Bekasi dengan kemampuannya harus bisa memberikan fasilitas kekaryaan kepada setiap lulusan baru. Setiap tahun kelulusan siswa SMA dan SMK, tapi semakin banyak saja pengangguran.
Artinya, butuh keahlian atau keterampilan yang nantinya bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri," tandasnya.(Arie/sl)