Jaringan Seluler Mati Seharian, Aktifitas Warga Aceh Tengah Terganggu

Takengon (NAD), Suaralira.com -- Akibat kejadian terbakarnya Mall Telkomsel di PekanBaru, Riau, siang kemarin (Selasa, 11 Agustus 2020), seluruh jaringan seluler yang menggunakan operator tersebut mati total di seluruh wilayah Sumatera bagian utara. 
 
Hal itu juga dirasakan oleh pengguna seluler di kabupaten Aceh Tengah, pagi kemarin jaringan masih normal, tapi sekitar jam 13.30, jaringan sudah tidak dapat diakses. Kejadian ini berdampak terganggunya aktifitas warga di dataran tinggi Gayo ini.
 
Seperti yang dialami oleh Iwan, seorang supir angkutan umum trayek Takengon-Banda Aceh, dia merasa kesulitan menghubungi calon penumpang yang akan dijemputnya, karena tidak ada jaringan telepon seluler.
 
“Untuk memastikan keberangkatan dan tempat dimana akan dijemput, saya dan petugas loket biasa menghubungi calon penumpang lewat Hp, tapi hari ini nggak ada jaringan, sehingga kami agak kesulitan untuk menjemput penumpang, terpaksa kami harus mutar-mutar mencari alamat calon penumpang, akrena waktu pesan bangku, penumpang cuma menyebut alamat kampung atau kompleknya saja, tidak menyebut nama jalan dan lorongnya” tutur Iwan, Selasa (11/8/2020).
 
Angkutan umum jenis minibus di daerah ini memang memberikan pelayanan antar jemput dari dan ke alamat yang dituju oleh penumpang. Matinya jaringan seluler ini membuat supir dan awak loket kesulitan untuk menghubungi calon penumpang.
 
Hal serupa juga dirasakan oleh Hasan, pedagang hotikultura di Takengon yang biasa mengirim cabe dan tomat ke luar daerah seperti Langsa, Tanjung Pura dan Medan. Hasan kesulitan menghubungi pembeli di kota-kota tersebut untuk memastikan jumlah barang yang akan dikirim dan menayakan perkembangan harganya, akibat tidak adanya jaringan seluler,
 
“Saya tidak bisa menghubungi toke (pedagang besar, pen) di Medan dan kota lainnya untuk mengetahui berapa cabe dan tomat yang harus saya kirim, saya juga tidak tau perkembangan harga disana, jadi malam ini saya cuma kirim barang sedikit saja, sambil menunggu jaringan pulih kembali” ungkap Hasan.
 
Kesulitan akibat matinya jaringan seluler juga dialami oleh Ifa Rizqi Sakina, guru honorer pada sebuah SD IT di Takengon. Dia merasa kesulitan untuk menyampaikan materi pelajaran secara daring kepada murid-muridnya. Selama masa pandemi Covid, pihak sekolah mengambil kebijakan melakukan proses belajar dari rumah dengan sistem daring, dibimbing oleh guru kelas yang bersangkutan. Tapi kemarin, proses belajar faring tersebut terganggu akibat jaringan seluler dari operator Telkomsel yang paling banyak digunakan di daerah ini, tiba-tiba hilang.
 
“Pagi kemarin, proses daring masih berjalan seperti biasa, tapi begitu kena kepada murid yang jadwal daringnya siang dan sore, tiba-tiba tidak bisa konek dengan hand phone wali murid yang biasa digunakan untuk belajar daring anaknya, awalnya saya mengira paket datanya habis, karena di rumah saya nggak ada masalah dengan jaringan, tapi ternyata jaringannya memang hilang, di rumah, saya memang menggunakan fasilitas wifi sehingga masih tetap bisa online, tapi tetap saja tidak bisa konek dengan murid karena jaringan diluar wifi putus total”, ungkap Ifa.
 
Dari pantauan penulis di beberapa lokasi di seputaran kota Takengon, sampai dengan jam 00.00 tadi malam, jaringan Telkomsel di wilayah ini belum normal. Di beberapa counter pengisian pulsa, terlihat beberapa orang sedang antri untuk mengganti kartu seluler mereka dengan kartu seluler dari operator lain. Namun pagi ini, Rabu, 12 Agustus 2020, jaringan Telkomsel di kota Takengon dan sekitarnya sudah bisa diakses kembali. (Dk/hms/sl)