Sergai (Sumut), SuaraLira.com -- Pembinaan minat baca merupakan satu kesatuan yang komponennya saling berkaitan satu sama lain, mulai dari perencanaan program, pengaturan, pengendalian sampai penilaian pelaksanaan program.
Oleh karena itu dalam pembinaan untuk peningkatan minat dan gemar membaca telah direncanakan segala sesuatu yang menyangkut program kegiatan penumbuhan dan peningkatan minat baca, pembiayaan, struktur yang diperlukan, ketenagaan yang terlibat didalamnya, penyiapan bahan bacaan yang diperlukan, penentuan waktu pelaksanaan program, pengendalian pelaksanaan program, survei dalam rangka penilaian program yang telah dilaksanakan.
Mengingat pentingnya pembinaan minat baca untuk menumbuh kembangkan perhatian dan kesukaan membaca, maka fungsi pembinaan minat baca terutama sebagai berikut :
1. Sumber terhadap pelaksanaan program penumbuh kembangkan minat baca.
2. Pedoman atau referensi terhadap kegiatan yang dilakukan dalam menumbuh kembangkan minat baca.
3. Tolak ukur atau parameter terhadap keberhasilan penumbuh kembangkan minat baca.
Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pendapat Mc Donald diatas memberi gambaran bahwa seseorang akan termotivasi apabila yang dilakukan itu akan memberi manfaat untuk dirinya. Oleh karena itu mendorong atau memotivasi seseorang untuk gemar membaca dapat dilakukan dengan dua macam motivasi, yaitu :
Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Adanya kebutuhan, maka seseorang didorong untuk membaca. Misalnya saja seseorang anak ingin mengetahui isi cerita dari sebuah buku komik. Keinginan untuk mengetahui isi cerita tersebut menjadi daya pendorong yang kuat bagi anak untuk membaca.
Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri, apabila seseorang mengetahui hasil atau prestasinya sendiri dari membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi.
Motivasi Ekstrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Jadi motivasi atau tenaga pendorong yang berasal dari luar diri seseorang dengan kata lain merupakan perangsang, hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi eksternal tersebut adalah :
Hadiah, seseorang anak terdorong untuk melakukan sesuatu menjadi lebih giat lagi. Bagi anak-anak yang memperoleh nilai baik akibat membaca, akan mendorongnya untuk membaca lebih banyak lagi agar memperoleh nilai yang lebih tinggi lagi.
Faktor Penghambat Motivasi Membaca,
1. Derasnya arus hiburan melalui peralatan pandang dengan, misalnya televisi dan film dalam tarap tertentu merupakan persaingan keras terhadap minat baca masyarakat.
2. Kurangnya tindakan hukum yang tegas meskipun sudah ada undang-undang hak cipta terhadap pembajakan buku yang merajalela dengan memberi akibat secara tidak langsung terhadap minat baca.
3. Kurangnya penghargaan yang memadai dan andil terhadap kegiatan atau kreativitas yang berkaitan dengan perbukuan, dapat mengurangi minat dalam masalah perbukuan.
4. Lingkungan keluarga, misalnya kurangnya keteladanan orang tua dalam pemanfaatan waktu senggang dapat memberi dampak terhadap minat baca sejak masa kanak-kanak. Sejauh
mana orang tua memberi keteladanan dalam hal minat baca.
Pemberdayaan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca dengan cara memberdayaan dan meningkatan layanan perpustakaan sehingga dapat lebih mendorong terwujudnya minat baca. Untuk itu hal-hal yang dapat dilakukan antara lain :
Pertama, meningkatkan kualitas dan profesionalitas pengelola perpustakaan. Pengelola perpustakaan menjadi kunci untuk majunya perpustakaan sehingga mereka harus ditingkatkan baik dalam kuantitas maupun kualitas/profesionalitasnya.
Dengan pengelola yang berkualitas diharapkan gerak maju pemberdayaan dan peningkatan pengelolaan perpustakaan akan semakin dinamis dan aspiratif dalam memenuhi harapan para pemustaka/pengguna. Secara sederhana profesional dapat diartikan sebagai suatu kemempuan dan keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan tingkatan masing-masing.
Hasil dari pekerjaan yang dilaksanakan itu bila ditinjau dari segala segi telah sesuai dengan porsi, objektif, serta bersifat terus menerus dalam kondisi dan situasi yang bagaimanapun serta dalam jangka waktu penyelesaian yang relatif singkat.
Demikian sempurnanya hasil pekerjaan itu, disamping pelayanan dan perilaku yang diberikannya, menyebabkan sulitnya pihak lain untuk mencari celanya. Personil yang semacam itu di dalam organisasi disebut tenaga profesional.
Karena banyak syarat-syarat seorang pustakawan yang bisa dikatakan sudah profesional, maka dibutuhkan tambahan ilmu pengetahuan, misalnya mengenai teknologi yang mengarah pada komputerisasi dan sejenisnya, perlu keterampilan juga perlu diperhatikan mentalitas dari sumber daya manusianya, sikap mental terkendali terpuji.
Jadi yang dikatakan dengan tenaga profesional itu adalah tenaga yang benar-benar memiliki keahlian dan keterampilan serta sikap mental terkendali terpuji, juga dapat menjamin bahwa segala sesuatunya dari perbuatan dan pekerjaannya berada dalam ondisis yang terbaik dari penilaian semua pihak.
Kedua, meningkatkan sarana prasarana perpustakaan : Sarana
dan prasarana perpustakaan meskipun hanya merupakan faktor penunjang, namun peran dan fungsinya sangat strategis dalam mendukung kualitas layanan yang dibutuhkan para pemustaka.
Dewasa ini sarana dan prasarana perpustakaan ini mestinya juga termasuk sarana prasarana layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi. Dengan demikian dapat memudahkan pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan.
Sarana dan prasarana perpustakaan yang representatif dan nyaman akan membuat para pemustaka untuk selalu tertarik dan merasa nyaman serta merasa bahwa di perpustakaanlah kebutuhan pengembangan diri dapat dipenuhi.
Ketiga, meningkatkan koleksi perpustakaan; Koleksi perpustakaan merupakan “ruh” perpustakaan, baik koleksi yang tercetak maupun non cetak termasuk digital. Karena dengan koleksi perpustakaan tersebut akan mempengaruhi maju mundurnya.
Perpustakaan
Perpustakaan dengan koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya, maka perpustakaan tersebut akan selalu mendapat tempat di hati mereka. Sebaliknya perpustakaan dengan koleksi bahan pustakanya sangat terbatas dan tidak mengikuti perkembangan akan semakin ditinggalkan penggunanya sehingga kemunduranlah yang akan ditemui.
Meningkatkan koleksi perpustakaan ini tidak mesti hanya melalui pembelian, namun juga dilakukan dengan kerjasama dengan berbagai pihak yang memungkinkan untuk bertambahnya dan lengkapnya koleksi perpustakaan.
Keempat, mengadakan promosi perpustakaan. Promosi perpustakaan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh pengelola perpustakaan. Dengan promosi yang dilakukan, masyarakat dapat mengetahui tentang keberadaan perpustakaan dengan berbagai nilai tambah yang dapat diperoleh dari perpustakaan tersebut, sehingga dapat menarik dan mendorong masyarakat/pengguna. Promosi adalah pelayanan mengenalkan seluruh aktivitas yang ada di perpustakaan agar diketahui oleh khalayak umum.
Sebagai kesimpulan, bahwa Motivasi membaca adalah suatu perhatian yang begitu kuat dan tertuju untuk membaca disertai dengan rasa senang. Dengan membaca setiap orang akan mendapatkan informasi yang sangat bermanfaat, maka dari itu motivasi minat membaca harus kita tingkatkan. (Darman S/sl)