Suaralira.com, Inhu - Dari 204 juta lebih pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada pemilu di Indonesia tahun 2024 mendatang, dimana jumlah pemilih pemula mencapai angka 56 Persen.maka Jumlah pemilih pemula jika maksimal menggunakan hak pilih akan mampu mempengaruhi hasil pemilu mendatang
Ini terungkap saat kegiatan seminar Pengawasan pemilu partisipatif bagi pemilih pemula pada pemilihan umum tahun 2024 di SMK Negeri 1 Pasir Penyu oleh Bawaslu Indragiri hulu (Inhu)-Riau, Selasa (3/10/2013) hadir siswa SMK N 1 Pasir Penyu sebagai peserta.
Kegiatan tersebut dibuka ketua Bawaslu Inhu Dedi Risanto, dua anggota Bawaslu Inhu masing masing Kordiv SDMO dan Diklat M Lukman Said dan Kordiv Pencegahan Parmas dan Humas Said M Affandi.
Terlihat juga ada dua narasumber yang dihadirkan Bawaslu Inhu diantaranya Kordiv Pencegahan Parmas dan humas Bawaslu Riau Amiruddin Sijaya dan ketua Pokja Kepemiluan JMSI Riau Zulpen Zuhri serta kepsek SMK Negeri 1 Pasir Penyu Siswandi tampak hadir dan memberikan sambutan baik kepada Bawaslu Inhu.
"Dari kegiatan ini, diharapkan peserta yang merupakan pemilih pemula bisa berpartisipasi aktif sebagai pemilih dalam pemilu dan mengawasi pemilu di Inhu tahun 2024 mendatang," kata ketua Bawaslu Inhu Dedi Risanto langsung secara resmi membuka Pengawasan pemilu partisipatif bagi pemilih pemula pada pemilihan umum tahun 2024.
Pemaparan Kordiv Pencegahan Parmas dan humas Bawaslu Riau Amiruddin Sijaya menjelaskan, kalau pemilih pemula usia 17 tahun dan generasi gend Z haruslah aktif dalam kegiatan pemilu tahun 2024 mendatang, baik aktif sebagai pemilih maupun aktif sebagai pengawas pemilu.
Partisipasi sebagai pemilih pemula sangat penting berpartisfasi dalam pemilu, kalangan siswa yang punya hak pilih harus menggunakan hak pilihnya untuk menentukan arah kepentingan dan pembangunan dari pemimpin yang dihasilkan dari pemilu," kata Amiruddin Sijaya
Ada beberapa teori kata Amiruddin ada yang menyebutkan, "Buta terburuk adalah buta politik" dimana pemilih pemula haruslah mengetahui tentang pemilu, penyelenggara pemilu dan peserta pemilu untuk bisa aktif sehingga dapat menggunakan hak pilih.
Selain itu, Pokja Kepemiluan JMSI Riau tampak menayangkan video singkat motifasi menjadi pemilih pemula yang meberikan hak pilih serta ikut mengawasi Pemilu, untuk menghasilkan pemilu yang demokratis dan berintegritas melibatkan pemilih pemula.
Dijelaskan Zulpen dengan menyampaikan perbedaan antara media mainstream dengan media sosial kepada peserta seminar partisipatif pemilih pemula, para siswa disarankan bijak mermedia sosial dan membuat postingan konten. "Jangan menyebarkan konten ujaran kebencian dan informasi hoax terkait pemilu," Sebut Zulpen
Tidak hanya itu,Zulpen juga menyampaikan, partisipasi pemilih pemula diketahui cukup rendah, padahal pemilih pemula memiliki potensi besar untuk mempengaruhi hasil pemilu, dan membawa perubahan signifikan karena pemilih pemula mewakili generasi baru pemilih yang akan memainkan peranpenting dalam politik di masa depan.
Disimpulkan Zulpen pemilih pemula yang tidak mengerti sama sekali bahkan menjauhi hal-hal yang berbau politik. Padahal, politik merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ini yang kurang dimengerti tapi
Oleh karena itu, penting sekali pemilih pemula ikut pendidikan politik dan mengetahui informasi pemilu agar bisa paham dan mengerti. (Prasetyo/sl)