Foto : Gedung SDN 3 Sumberdem Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. (Foto : Dok. LIRA)

Pekerjaan Rehabilitasi SDN 3 Sumberdem Wonosari Menuai Sorotan, LIRA : Kita Telusuri RABnya

SuaraLira.com, MALANG (JATIM) - Pembangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Sumberdem Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang menjadi sorotan. Hal tersebut lantaran pembangunan fisik yang telah dilakukan dirasa tidak masuk akal jika disesuaikan dengan anggaran yang dialokasikan. 
 
Hal tersebut juga menjadi sorotan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Jawa Timur. Pasalnya, hal tersebut dinilai merugikan. Apalagi pembangunannya juga menggunakan anggaran yang bersumber pada anggaran belanja dan pendapatan negara (APBN) melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). 
 
Gubernur LIRA Jawa Timur, M. Zuhdy Achmadi mengatakan, ada beberapa kejanggalan yang dinilai tak masuk akal dalam pekerjaan rehabilitasi SDN 3 Sumberdem Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Jika dirinci, kejanggalam tersebut ada pada beberapa item pekerjaan. 
 
"Salah satu contohnya ada genting. Seharusnya dengan anggaran yang hampir Rp 150 juta, setidaknya bisa digunakan untuk membeli genting sebanyak 9000 biji. Sementara yang ada sekarang, genting hanya diganti sekitar 316 pcs," ujar pria yang akrab disapa Didik ini. 
 
Sementara untuk genting yang lainnya, hanya diturunkan lalu dibersihkan bersama-sama oleh wali murid. Kemudian setelah genting bersih, lantas dipasang kembali oleh tukangnya. 
 
"Hemat saya itu kan tidak ada di item pekerjaan. Seharusnya kalau rehabilitasi, kan bisa diganti," tegas Didik. 
 
Selain itu juga ada item pekerjaan lain yang dinilai terdapat kejanggalan. Seperti pembenahan asbes atau plafon. Yang hanya dilakukan dengan melakukan penambalan pada asbes yang berlubang saja. 
 
"Sama, itu kan seharusnya bisa diganti. Masak iya lubangnya hanya ditambal lalu ditutup dengan lem warna putih. Itu sudah tidak sesuai, seharusnya rekanan kan diganti," jelas Didik. 
 
Selanjutnya juga pembenahan pada plafon di bagian depan ruangan. Dimana pembenahan juga tidak dilakukan dengan optimal. Yang hanya dilakukan dengan mengecat tanpa membenahi konstruksi. Termasuk pada bagian lisplang. 
 
"Bagian lisplang ini, hanya dilepas, lalu dibalik tapi tidak dicat. Nah kalau materialnya sudah tidak bagus kan sama saja, juga jadi tidak awet," terang Didik. 
 
Hal tersebut juga ia pastikan saat melakukan sidak di SDN 3 Sumberdem Wonosari. Dalam sidak tersebut, ia menyimpulkan bahwa pekerjaan yang dilakukan memang jauh dari kata ideal jika dibandingkan dengan anggaran yang digelontorkan. 
 
"Anggarannya Rp 149.083.900, tapi kalau saya lihat di lapangan, kondisi eksistingnya, pekerjaan seperti itu menghabiskan biaya tak lebih dari Rp 20 juta. Ini bukan tidak sesuai lagi, tapi ngawur," imbuhnya. 
 
Untuk itu, dirinya juga akan melakukan pendalaman terhadap temuan di lapangan, termasuk akan konfirmasi RABnya. Pasalnya, berdasarkan informasi yang ia himpun, kabarnya pekerjaan rehabilitasi sekolah dari Kemen PUPR tersebut juga dilakukan di belasan sekolah lain di tahun 2023 ini. Dengan leading sector di Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK). 
 
"Itu program dari Kemen PUPR, tahun ini ada belasan sekolah, kabarnya ada sekitar 18 sekolah. Sementara untuk pelaksana di daerah, itu melalui Dinas Cipta Karya. Untuk itu akan kami lakukan pendalaman, kita akan cek RABnya" pungkas Didik. (Suwandi/sl)