SuaraLira.Com, Meranti -- Di tepian sungai Meranti dan Siak yang dulu dikenal sebagai jalur perdagangan bersejarah, kini tumbuh harapan baru. Bukan lagi hanya riwayat kapal dagang masa silam, tetapi juga kisah pemuda dan masyarakat lokal yang bangkit menjaga mangrove, tetapi juga menghidupkan kembali semangat kemandirian warga dengan dukungan perusahaan migas EMP PT ITA melalui program binaannya. Mereka tergabung dalam Kelompok Konservasi Laskar Mandiri, dipimpin Sabarion Putra, yang berhasil mengubah kawasan pesisir ini menjadi Wisata Edukasi Mangrove Sungai Bersejarah (MSB) Kayu Ara Permai, Kecamatan Sei Apit, Siak.
Gerakan ini lahir dari kesadaran bahwa hutan mangrove bukan hanya benteng alami dari abrasi, tapi juga sumber kehidupan baru. Bagi warga Kayu Ara, menjaga mangrove berarti menjaga masa depan, baik dari sisi ekologi maupun ekonomi.
Mangrove, Benteng Hijau yang Terlupakan
Sungai Siak yang terhubung dengan Selat Malaka dikenal sebagai urat nadi perdagangan sejak masa lampau. Namun, tekanan pembangunan dan aktivitas manusia membuat ekosistem di sekitarnya kian rapuh. Mangrove yang dulunya membentang luas, perlahan berkurang akibat alih fungsi lahan dan eksploitasi tak terkendali.
Di sinilah Laskar Mandiri MSB mengambil peran. Mereka menginisiasi rehabilitasi mangrove, mengajak generasi muda untuk menanam kembali, sekaligus membuka ruang ekowisata yang memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
EMP PT ITA: Menguatkan Gerakan dari Akar
Sebagai perusahaan energi yang beroperasi di Riau, EMP PT ITA menyadari pentingnya keberlanjutan. Program binaan terhadap Laskar Mandiri Mangrove bukan sekadar simbol tanggung jawab sosial, melainkan investasi jangka panjang untuk lingkungan dan masyarakat.
Dukungan diberikan mulai dari penyediaan bibit, pelatihan pengelolaan ekowisata, hingga pendampingan manajemen kelompok. Hasilnya, Laskar Mandiri tidak hanya menjaga lingkungan, tapi juga berhasil menciptakan lapangan kerja alternatif.
“Alhamdulillah, sejak ada dukungan, kegiatan menanam dan menjaga mangrove lebih terarah. Kami juga belajar mengelola wisata edukasi, sehingga anak-anak sekolah bisa datang ke sini belajar tentang alam,” ungkap salah seorang pengurus Laskar Mandiri ketika di konfirmasi media Kamis (18/09) siang.
Kolaborasi Multipihak, Kunci Kesuksesan
Keberhasilan Laskar Mandiri tidak lahir sendiri. Ada kekuatan besar dari kolaborasi multipihak: pemerintah, swasta, LSM, hingga akademisi.
EMP PT ITA hadir dengan program pembinaan dan pemberdayaan: penanaman bibit, pendampingan kelompok, pendirian mushola serta pelatihan batik mangrove eco print.
PT RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper) ikut mendukung dengan membangun pondopo sebagai fasilitas utama wisata mangrove.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turut membangun fasilitas MCK untuk kenyamanan pengunjung.
Akademisi dan LSM lingkungan memberi dukungan berupa riset, edukasi konservasi, hingga promosi ekowisata.
Kolaborasi lintas sektor inilah yang menjadikan MSB Kayu Ara Permai berbeda. Tidak hanya program penghijauan, tetapi juga penguatan masyarakat agar mandiri secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Dampak Nyata: Lingkungan Pulih, Ekonomi Tumbuh
Ribuan bibit mangrove sudah tertanam di pesisir Sungai Kayu Ara. Akar-akar muda itu perlahan tumbuh, mengikat tanah, dan menjadi rumah baru bagi kepiting, ikan, dan burung-burung air. Selain itu, warga sekitar mulai merasakan manfaat ekonomi dari kegiatan wisata edukasi, pemanduan, hingga produk olahan hasil mangrove.
Kini, kawasan MSB Kayu Ara Permai telah menjadi ruang belajar alam. Sekolah-sekolah membawa siswa mereka untuk mengenal ekosistem mangrove. Mahasiswa menjadikannya lokasi penelitian. Wisatawan hadir untuk menikmati keindahan dan ketenangan hutan mangrove.
Harapan yang Tumbuh Bersama Mangrove
Laskar Mandiri Mangrove Sungai Bersejarah adalah contoh nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil komunitas lokal. Dengan sokongan EMP PT ITA, gerakan ini semakin kokoh dan berdaya.
Ke depan, mereka bertekad menjadikan Kampung Kayu Ara Permai sebagai destinasi ekowisata unggulan di Riau, sekaligus pusat edukasi mangrove yang bisa menginspirasi daerah lain.
“Menjaga mangrove berarti menjaga kehidupan. Inilah warisan untuk anak cucu kita,” ujar andi salah seorang pemuda setempat.
Wisata Edukasi Mangrove Sungai Bersejarah Kayu Ara Permai adalah bukti bahwa mimpi bisa tumbuh dari tanah pesisir. Dengan dukungan EMP PT ITA, PT RAPP, KLHK, dan berbagai pihak lain, Laskar Mandiri menjadikan Pesisir Sungai Siak bukan hanya saksi sejarah masa lalu, tetapi juga panggung harapan masa depan.
Di sinilah ekologi, ekonomi, dan edukasi bersatu. dari akar mangrove yang menghujam tanah, lahirlah akar-akar baru: akar kemandirian, kolaborasi, dan keberlanjutan.(Sang/sl)
