PEKANBARU (suaralira.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, memprediksi bahwa hampir seluruh wilayah di Provinsi Riau bakal dilanda musim kemarau mulai Juni hingga Agustus 2016 nanti. Dampak yang dikhawatirkan, bisa memicu terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut), seperti tahun-tahun sebelumnya.
Atas pertimbangan ini, BMKG Pekanbaru secepatnya mengusulkan untuk memperpanjang status siaga darurat pencegahan dan antisipasi sejak dini, sehingga potensi kebakaran seperti tahun sebelumnya dapat diminimalisir dan kemunculan kabut asap bisa dicegah, di mana dampak paparannya sangat berbahaya, bahkan menimbulkan korban jiwa.
"Prediksi kita hampir seluruh kawasan di Riau mulai Juni hingga Agustus bakal dilanda kemarau. Saat evaluasi tanggal 31 Mei besok kita akan paparkan analisis cuaca dan iklim tersebut. Solusinya kita harap agar status siaga darurat untuk pencegahan diperpanjang," ungkap Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.
dikutip GoRiau.com, Sugarin melanjutkan, pada musim kemarau tersebut, suhu rata-rata Riau diprediksi berkisar diangka 34 hingga 35 derajat celcius. Kondisi itu lah yang dikhawatirkan dapat memicu terbakarnya lahan dan hutan, terutama area gambut yang sangat rentan. "Kita ingin jika nanti ada titik api, helikopter sudah standby untuk pemadaman," singkat dia.
Terkait kekhawatiran tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger justru menanggapinya dengan lebih 'adem', meski faktanya, masih banyak BPBD di beberapa kabupaten di Riau yang sampai sekarang masih kekurangan alat serta fasilitas pemadaman, khususnya Satgas darat.
"Fasilitas pendukung di daerah memang belum cukup, tapi untuk BPBD di daerah sudah didrop berupa pompa pemadam dari BNPB. Yang tahun lalu juga masih ada (alatnya), itu sudah bentuk kesiapan dari kita. BNPB juga bantu dua helikopter yang disiagakan.
"Kita dari kemarin-kemarin sudah antisipasi, makanya kita menetapkan siaga darurat. termasuk preventifnya, sosialisasi juga. Dari situ startnya. Alhamdulillah sampai sekarang aman-aman saja," tutup Edwar Sanger, Rabu (25/5/2016) malam.