BLITAR (suaralira.com) - Puncak peringatan Haul Bung Karno ke-46 di Kota Blitar ditandai dengan kenduri seribu tumpeng. Berjejer tumpeng beraneka rupa ditata sepanjang sekitar 1 km.
Tumpeng ditata mulai dari depan Makam Bung Karno di Jalan Ir Sukarno hingga di depan Istana Gebang di Jalan Sultan Agung Kota Blitar.
Persiapan yang dilakukan masyarakat kota Blitar tampak mulai jam 15.00 WIB dengan menggelar karpet merah dan tenda untuk Kenduri massal yang waktunya dibarengkan dengan acara buka bersama.
"Kenduri seribu tumpeng ini sudah lima tahun selalu kami laksanakan untuk mengirimkan doa kepada Bapak Bangsa Soekarno, dan kenduri ini merupakan adat orang Jawa untuk menjaga silaturahmi dan memperkuat jiwa gotong royong seperti yang diajarkan Soekarno," terang Walikota Blitar Moch Samanhudi Anwar, Senin (20/6/2016).
Jika pada tahun-tahun sebelumnya acara kenduri juga disertai pengajian, namun untuk tahun ini ditiadakan karena bersamaan dengan rangkaian ibadah sholat Tarawih selama bulan suci Ramadan.
Menjelang waktu buka puasa, tampak ribuan masyarakat Kota Blitar mulai berdatangan dengan membawa tumpeng. Ada yang mewakili kantornya, sekolahnya, lingkungannya, bahkan ada yang pribadi. Dari tiga kecamatan di Kota Blitar, yakni Kepanjen Kidul, Sanan Wetan, dan Sukorejo, terhitung lebih dari seribu tumpeng sudah disiapkan untuk kenduri massal bersamaan dengan buka bersama ini.
"Gak disuruh dan gak dipaksa, saya selalu buat tumpeng buat keluarga saya sendiri, nanti kami makan sekeluarga, rasanya bahagia sekali bisa makan bersama-sama saudara se Blitar ini sambil kirim doa untuk Bapak (Soekarno) ," kata Sunarti (57), warga Jalan Anjasmara.
Hal senada juga diakui Suryo Kusumo (63) warga Jalan Kalimantan yang rutin membuat tumpeng saat Haul Bung Karno digelar," sudah kewajiban buat kami sekeluarga bikin tumpeng saat haul supaya mendatangkan berkah keselamatan dengan mengirimkan doa dan sedekah mengharapkan safaat dari Bung Karno," pungkasnya. (*)