WASHINGTON, SUARALIRA.com - Setidaknya satu dari lima anggota Partai Republik yang terdaftar di Amerika Serikat (AS) ingin Donald Trump mundur dari pencapresan. Hasil polling terbaru ini menunjukkan kekacauan di kalangan Republik akibat sosok Trump yang kontroversial.
Hasil polling terbaru Reuters/Ipsos, seperti dilansir Reuters, Rabu (10/8/2016), menunjukkan 19 persen atau nyaris seperlima anggota Republik berpikir Trump harus keluar dari pencapresan. Sedangkan 70 persen anggota meminta Trump tetap maju pencapresan dan 10 persen menyatakan 'tidak tahu'.
Polling itu dilakukan terhadap 396 anggota Partai Republik yang resmi terdaftar di AS, pada 5-8 Agustus lalu, dengan confidence interval, atau rentang keakuratan, sekitar 6 persen.
Sedangkan polling lain yang dilakukan terhadap 1.162 pemilih terdaftar, mencatat 44 persen warga AS ingin Trump mundur pencapresan. Polling ini memiliki confidence interval sekitar 3 persen. Anggota Partai Republik yang terdaftar berbeda dengan pemilih terdaftar. Setiap anggota partai belum tentu mendaftarkan diri untuk menggunakan hak suara dalam pemilihan presiden pada November mendatang.
Hasil polling itu menunjukkan perpecahan cukup dalam di kalangan Partai Republik soal pencapresan Trump. Sejumlah tokoh penting Partai Republik telah terang-terangan menolak pencapresan Trump. Kebanyakan dari mereka tidak sepakat dengan retorika dan rencana kebijakan Trump yang kontroversial, seperti membangun tembak di sepanjang perbatasan AS-Meksiko dan juga seruan melarang warga muslim masuk wilayah AS.
Baru-baru ini, Trump kembali menuai kontroversi setelah menyebut aktivis senjata api bisa bertindak untuk menghentikan capres Partai Demokrat, Hillary Clinton, menominasikan hakim Mahkamah Agung AS. Pernyataan Trump itu ditafsirkan sebagai bentuk ancaman untuk Hillary. Tim kampanye Trump menyebut pernyataan itu disalahartikan, sedangkan tim kampanye Hillary menyebutnya sebagai pernyataan berbahaya.
Terlepas dari itu semua, baik Trump maupun Hillary sama-sama memiliki level tidak disukai yang tinggi. Menurut polling Reuters/Ipsos, sekitar 53 persen warga Amerika memiliki pandangan tidak menyenangkan terhadap Hillary. Sedangkan 63 persen memiliki pandangan tidak menyenangkan terhadap Trump.