PEKANBARU, SUARALIRA.com - Bagi penyerobot hutan yang ada di lahan negara, "Saya perintahkan bakar rumah-rumah perambah hutan karena mereka itu sudah menyerobot lahan negara. Bakar rumahnya tangkap orangnya," tegas Pandam I BB Mayjen Lodewyk Pusung dalam rapat di Posko Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Sabtu (13/08/2016).
Seperti dilansir detik.com, Panglima Kodam (Pangdam) I Bukit Barisan (BB) mulai geram melihat kebakaran lahan dan penyerobotan lahan negara. Dia memerintahkan rumah perambah hutan di lahan negara untuk dibakar. Hal itu juga disampaikan Pangdam I BB, terkait perambahan dan pembakaran lahan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Riau.
"Tindakan tegas perlu dilakukan karena mereka (perambah) sudah menguasai lahan negara dan melakukan pembakaran. Mereka itu sudah menjarah lahan negara," kata Lodewyk.
Lodewyk menyebutkan, tidak khawatir akan kecaman dari berbagai pihak terkait perintah keras tersebut. Karena menurutnya, selama ini TNI/Polri sudah bekerja maksimal dalam penanggulangan Karhutla.
Namun tetap saja kebakaran lahan dan penguasaan lahan negara terus berlangsung. Terutama lagi penguasaan lahan negara secara ilegal itu belakangan ini dari kelompok pendatang.
"Karena itu tindak tegas harus dilaksanakan. Namun demikian tindak tegas harus dilaksanakan secara elegan atau yang baik," kata Lodewyk.
Sebagaimana diketahui, selama ini kawasan TNTN seluas 68 ribu hektar sekitar 60 persen dikuasai secara ilegal. Penguasaan lahan dilakukan secara pribadi, kelompok tani, dan organisasi wartawan. Banyak petinggi media di Pekanbaru juga ikut terlibat dalam penguasaan lahan secara ilegal. Begitu juga sejumlah oknum pejabat dan anggota dewan.
Satgas Udara belakangan ini juga mengabadikan lewat kamera adanya penggundulan lahan di TNTN. Perambahan lahan secara besar-besaran seakan tidak terpantau pihak Balai TNTN di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Saban tahun, TNTN terus terbakar yang membuat bencana asap. (sl)