Tinggalkan Kalender Hijriah, Arab Saudi Kini Gunakan Kalender Masehi


Dibaca: 2065 kali 
Senin,03 Oktober 2016 - 13:07:15 WIB
Tinggalkan Kalender Hijriah, Arab Saudi Kini Gunakan Kalender Masehi

Riyadh (suaralira.com) - Pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk meninggalkan sistem kalender Hijriah dan beralih ke sistem kalender Gregorian atau Masehi dalam pembayaran gaji pegawai negeri. Ini dilakukan sebagai bagian dari langkah-langkah penghematan keuangan negara.

Kerajaan Saudi mulai mengadopsi sistem kalender Masehi ini Sabtu, 1 Oktober waktu setempat. Demikian seperti diberitakan media Press TV, Senin (3/10/2016).

Dengan keputusan ini, sistem penggajian pegawai negeri di Saudi kini sama dengan kebanyakan sistem penggajian di sektor swasta. Salah satu yang terdampak perubahan ini adalah para pegawai negeri di berbagai departemen pemerintahan akan menerima gaji tahunan lebih sedikit dari yang selama ini mereka terima.

Hal ini dikarenakan jumlah hari dalam tahun Hijriah yang selama ini digunakan di Arab Saudi, 11 hari lebih pendek ketimbang jumlah hari dalam perhitungan tahun Masehi.

Sistem kalender Hijriah telah diadopsi pemerintah Saudi sejak terbentuknya kerajaan tersebut pada tahun 1932 silam. Namun pada pekan lalu pemerintah melakukan rapat kabinet yang dipimpin oleh Raja Salman bin Abdulaziz.

Dalam rapat, kabinet memutuskan untuk menghemat sejumlah pengeluaran di sektor pelayanan publik. Termasuk di dalamnya, memotong gaji menteri sebesar 20 persen dan 15 persen gaji Dewan Syuro, serta menambah biaya visa masuk bagi warga Saudi dan warga asing.

Bonus tahunan pada Tahun Baru Hijriah, yang jatuh mulai 2 Oktober,juga ditiadakan. Begitu pula pembaruan atau perpanjangan kontrak kerja tidak akan ada kenaikan gaji. Cuti tahunan bagi para menteri juga dikurangi, dari 42 hari menjadi 36 hari.

Saudi yang dulunya dikenal akan dana pembelanjaan publik yang boros, telah terkena dampak merosotnya harga minyak, serta mahalnya biaya operasi militer pasukan Saudi terhadap para pemberontak Houthi di Yaman.

Kerajaan Saudi tengah mengalami defisit anggaran hampir US$ 100 juta dikarenakan turunnya harga minyak serta meningkatnya pembelanjaan militer. Dana militer tersebut sebagian besar telah disalurkan untuk operasi militer di Yaman memerangi kelompok Houthi.(detik.com)


Akses suaralira.com Via Mobile m.suaralira.com
TULIS KOMENTAR
BERITA sebelumnya

BERITA POPULER
KANTOR PUSAT:
Jl. Angsa I No. 4b Sukajadi – Pekanbaru – Riau - Indonesia
Email Redaksi : suaralira@gmail.com
Email Bagian Iklan : suaralira@gmail.com
Phone : 081266367545
AVAILABLE ON :