KEDIRI (suaralira.com) - Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Kediri tembus Rp 140.000/kilogram (kg). Menyikapi kondisi ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menggelar sidak alias inspeksi mendadak bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Pasar Setono Betek, Kota Kediri .
Tim Disperindag Kota Kediri dan TPID mencari tahu penyebab tingginya harga cabai, yang saat ini melebihi harga daging sapi . Menurut pedagang, kenaikan sepekan terakhir karena kekurangan stok cabai dari petani.
Stok cabai kurang karena pasokan dari petani sedikit akibat gagal panen. Curah hujan tinggi dan terus menerus membuat petani cabai gagal panen.
"Kita akan koordinasikan pemantauan ini dengan atasan, termasuk dengan TPID untuk kita menetukan solusi penstabilannya," kata Dian Ariyani, Kabid Perdagangan Disperindag Kota Kediri. Selasa (07/2/2017).
Beberapa bulan lalu oprasi pasar yang digelar oleh Bulog belum mampu membuat harga cabai kembali normal meski dijual di bawah harga di pasar. Kecuali cabai rawit merah, harga cabai besar saat ini stabil di harga Rp 40.000per kg , dan cabai kriting di harga Rp 60.000 per kg.
Sementara itu, pedagang mengeluhkan mahalnya harga cabai telah memangkas daya beli konsumen hingga 50%. Bahkan, ada sebagian konsumen rela membeli cabai busuk untuk menyiasati kenaikan harga .
Bukan itu saja, jika sebelumnya pedagang bisa menjual 15 kg-20 kg cabai per hari, kini menyetok 5 kg-10 kg per hari saja agak sulit
"Kemarin satu pembeli dapat berbelanja satu kilogram cabai , kini hanya 1 ons , 1 ons," tutur Sunarsih, seorang pedagang cabai.
Pedagang hanya berharap pihak Disperindag segera menemukan solusi atas kondisi ini sehingga kembali normal sehingga masyarakat selaku konsumen , dan pedagang , sama sama merasakan keuntungan .
"Semoga segera normal," imbuh Andy, seorang pedagang cabai.