Suaralira.com, Balikpapan -- Bupati Kepulauan Meranti H Muhammad Adil SH MM, melakukan penanaman kelapa di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Kelapa jenis Srigading tersebut berjumlah lima batang dan dibawa langsung dari kabupaten paling bungsu di Riau itu.
"Alhamdulillah hari ini saya menanam beberapa pohon kelapa srigading yang dibawa langsung dari Kabupaten Kepulauan Meranti," kata Bupati Adil, Kamis (30/06/2022) usai melakukan penanaman yang dipusatkan di Borneo Orangutan Survival Foundation Samboja dan diikuti oleh sejumlah kepala daerah di Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, sebutnya, mendukung penuh program pemerintah pusat dalam upaya pembangunan kawasan IKN Nusantara tersebut.
"Kami siap mendukung program Presiden Jokowi. Tentunya kita berharap dengan perpindahan ini, Indonesia akan lebih maju kedepannya," harap Adil.
Lebih jauh dijelaskannya, penanaman kelapa di lokasi ibu kota negara yang baru tersebut dapat menjadi simbol kebangkitan tanaman yang telah menjadi komoditas Indonesia itu. Dia berharap tanaman nusantara tersebut dapat terus dikembangkan, baik dari sisi hulu maupun bermacam produk turunannya.
"Kami merasa bangga dan bahagia bisa menjadi bagian dalam kegiatan bersejarah hari ini," ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kepulauan Meranti, Ifwandi menyebutkan saat ini kabupaten yang berada di pesisir Selatamalaka itu memiliki perkebunan kelapa seluas 32.515 hektar dengan jumlah petani sebanyak 16.235.
"Rata-rata produksi kelapa di Meranti itu mencapai 29.257 ton pertahun," sebutnya.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti telah mengikuti Coconut Conservation Conference (C3) yang diadakan di Hotel Novotel Balikpapan Kalimantan Timur, Rabu (29/06/2022).
Ketua Panitia C3, Dr Heriad Daud Salusu SHut, MP, menjelaskan kegiatan itu ditaja oleh Koalisi Kabupaten Penghasil Kelapa (Kopek) dengan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
"Melalui kegiatan ini kita deklarasikan kelapa sebagai tanaman nusantara dan mengembalikan kejayaan kelapa Indonesia," harapnya.
Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Hamka STP MSc MP, menerangkan tanaman kelapa merupakan tanaman kehidupan dan menjadi pusat perhatian saat ini.
"Saya berharap ini menjadi kegiatan tahunan yang dapat terus diselenggarakan demi mensyiarkan kejayaan kelapa Indonesia," sebutnya.
Ketua Kopek Prof Dr Ir H Nelson Pomalingo mengatakan perekonomian kelapa dalam dalam denyut nadi kehidupan bangsa Indonesia memang sering sekali mengalami pasang surut. Menurutnya, kelapa pernah berjaya sebagai komoditas ekonomi dan sosial hingga tahun 1990-an dan mengalami penurunan dalam tiga dasawarsa terakhir secara nasional.
"Namun kelapa merupakan tanaman rakyat yang mempunyai peranan besar dalam hal mengentaskan kemiskinan. Sekitar 98.2 persen kebun kelapa di Indonesia dimiliki oleh rakyat dan petani kecil, sehingga memperkuat hulu dan hilir kelapa sama halnya dengan membangun ekonomi kerakyatan," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, perolehan devisa negara dari kurang lebih 14 produk turunan kelapa mencapai Rp 30 triliun di tahun 2018.
"Oleh karena itu wajar jika kita perjuangkan bersama-sama potensi yang cenderung terlupakan itu," ajak Prof Nelson. (Sang/sl)