Puncak Perayaan HGN dan Hut PGRI ke 79 di Gor Curup Dihadiri Ribuan Guru se Provinsi Bengkulu


Dibaca: 161 kali 
Selasa,17 Desember 2024 - 21:53:41 WIB
Puncak Perayaan HGN dan Hut PGRI ke 79 di Gor Curup Dihadiri Ribuan Guru se Provinsi Bengkulu Ribuan Guru se Provinsi Bengkulu hadiri puncak perayaan HGN dan Hut PGRI ke 79, di Gor Curup, Selasa (17/12)
SuaraLira.com,  Rejang Lebong (Bengkulu) – Sekitar 2.500 guru se Provinsi Bengkulu hadiri Puncak Perayaan HGN dan HUT ke-79 PGRI yang digelar di GOR Curup, pukul 08.00 WIB, Selasa, (17/12).
 
Puncak perayaan HGN dan HUT PGRI itu dihadiri Plh. Gubernur Bengkulu, Dr.Rosjonsyah, Bupati Rejang Lebong, Drs.H.Syamsul Effendi, MM, Wabup, Hendra Wahyudiansyah, SH dan unsur Forkopimda. Serta angota DPD RI, Destita, Ketua PGRI Prov, Dr. Haryadi, SPd, MM, MSi. Serta segenap pengurus PGRI Rejang Lebong dan pengurus PGRI dari daerah lainnya.
 
Dalam perayaan itu, Bupati menyerahkan secara simbolis uang jajan Jum’at Berkah dari Baznas untuk 210 siswa SMP yang masuk kategori dhuafa dengan total dana Rp 42 juta atau Rp.200.000 per siswa.
 
Setelah itu, Gubernur, Rosjonsyah bersama bupati, anggota DPD menyerahkan piagam penghargaan untuk 65 guru berprestasi se-Provinsi Bengkulu. 60 guru berprestasi dari 10 kabupaten/kota. Ditambah 5 guru berprestasi nasional.
 
‘’Puncak perayaan HGN dan HUT PGRI tahun tingkat Provinsi Bengkulu ini dihadiri 2.500 guru. Sebelumnya, PGRI telah melaksanakan serangkatan kegiatan lomba, jalan sehat dan malam ramah tamah. PGRI Rejang Lebong juga mendukung upaya PB PGRI yang mengusulkan RUU Perlindungan Pprofesi Guru,’’ jelas Ketua PGRI Rejang Lebong, M.Amrin, MPd.
 
Hal senada disampaikan Ketua PGRI Provinsi Bengkulu, Dr. Haryadi, SPd, MM, MSi. ‘’Puncak perayaan HGN dan HUT PGRI ini merupakan ajang silaturahmi guru,’’ ujarnya.
 
Haryadi juga menyebutkan PGRI Bengkulu mendukung penuh RUU Perlindungan Guru yang diinisiasi PB PGRI. Bahkan, Haryadi mengaku telah menitipkan aspirasi para guru ke 4 anggota DPR-RI Dapil Bengkulu dan anggota DPD-RI Dapil Bengkulu.
 
‘’Dengan disetujui dan disahkannya RUU Perlindungan Profesi Guru itu, maka, para guru tidak lagi khawatir dalam menjalankan tugasnya. Jadi tolong sayangi dan ayomi kami para guru. Jangan sampai kami bertindak. Kalau kami bertindak negara dapat dilumpuhkan,’’ tutur Haryadi bersemangat.
 
Sementara Bupati Rejang Lebong, Drs.H.Syamsul Effendi, MM, mengucapkan kepada PGRI Prov yang telah menjadikan Rejang Lebong sebagai tuan rumah puncak peringatan HGN dan HUT ke-79 PGRI.
 
‘’Selama kita mendukung program PGRI. Bahkan, setiap tahun kita menyiapkan anggaran melalui APBD. Bahkan, kita juga sudah memberikan hibah tanah untuk perluasan Sekretariat PGRI di Kelurahan Cawang Baru,’’ ungkap bupati.
 
Sedangkan anggota DPD-RI, Destita, berjanji akan menyambungkan aspirasi para guru Provinsi Bengkulu di tingkat pusat. ‘’Kebetulan saya berada di Komite III. Salah satu bidang tugasnya adalah bidang pendidikan. Jadi, saya siap menerima aspirasi para guru. Silahkan sampaikan dan akan kita tindaklanjuti,’’ kata Destita.
 
Gubernur Bengkulu Dr.Rosjonsyah, mengaku sedikit kecewa karena diberi kesempatan menyampaikan sambutan disesi terakhir. ‘’Jam 11.00 ini saya ada acara di Kepahiang. Kini sudah jam 11.30. Seharusnya acara bagi-bagi penghargaan itu yang dilaksanakan diakhir acara.Dahulukan sambutan-sambutan. Karena, waktunya sudah mepet maka saya tidak bisa menyampaikan sambutan panjang lebar,’’ tukas gubernur.
 
Gubernur juga menyampaikan dukungannya dalam upaya meningkatkan kwalitas pendidikan di Bengkulu. ‘’APBD Prov menyiapkan anggaran pendidikan yang cukup. Selain itu, kita juga memberikan bantuan untuk kegiatan PGRI,’’ katanya.
 
Gubernur juga berharap, guru yang tinggal disatu wilayah dapat melaksanakan tugas di wilayah itu. ‘’Jadi guru yang tinggal di desa harus mengajar di desa itu. jangan guru yang tinggal di luar desa yang jauh yang mengajar di desa itu. Pemprov juga memberikan dukungan dana untuk kegiatan PGRI. Selain itu, pihak swasta seperti perbankan dapat membantu kegiatan PGRI,’’ kata gubernur.
 
Dalam prosesi itu juga dibacakan sejarah singkat perjalanan PGRI sebagai organisasi profesi guru yang ditulis Ketua PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, MPd.
 
‘’Tahun 1912, guru pribumi membentuk organisasi persatuan guru hindia belanda atau PGHB sebagai wadah perjuangan guru. Lalu, organisasi guru berkembang. Muncul persatuan guru bantu, perserikatan guru desa, persatuan guru ambachsschool, perserikatan normaalschool hogere kweekschool bond. Serta organisasi guru bercorak keagamaan. Tahun 1932, PGHB diubah menjadi persatuan guru Indonesia (PGI) yang membuat kolonila kaget dengan kata Indonesia,’’ tulis Unifah yang dibacakan Kepala Sekolah SMKN1, Asep Suparman.
 
Pada pendudukan Jepang, seluruh sekolah ditutup. Persatuan guru tidak dapat lagi melaksanakan aktivitas.
 
Dan 100 hari setelah proklamasi, 24-25 November 1945, dilaksanakan kongres guru di Kota Surakarta. Tanggal 25 November 1945 terbentuklah PGRI. 
 
(Herwan/sl)

Akses suaralira.com Via Mobile m.suaralira.com
TULIS KOMENTAR
BERITA sebelumnya

BERITA POPULER
KANTOR PUSAT:
Jl. Angsa I No. 4b Sukajadi – Pekanbaru – Riau - Indonesia
Email Redaksi : suaralira@gmail.com
Email Bagian Iklan : suaralira@gmail.com
Phone : 081266367545
AVAILABLE ON :