Suaralira – Ditengah menurunnya harga minyak dunia dan crude palm oil (CPO) yang menjadi penopang utama produk domestik regional bruto. Bank Indonesia Wilayah Riau mengaku optimis investasi yang masuk ke daerah Tahun 2016 ini masih tumbuh positif, kata Pemimpin BI Kantor Perwakilan Provinsi Riau, Ismed Inono, Kamis (04/02/2016).
"Memang betul sektor minyak dan kelapa sawit Riau ada penurunan tetapi peluang investasi lainnya masih terbuka." Provinsi Riau memang selama ini ditopang oleh sektor minyak dan gas serta perkebunan.
Ismed mengakui, seiring menurunnya harga komoditas dipasar dunia telah berakibat kepada perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut. Namun bukan lantas investasi akan berhenti dan tidak masuk ke Riau. Karena masih ada sektor lainnya yang mampu berperan mendorong roda perekonomian.
Seperti ujar Ismed, contohnya sektor jasa, perdagangan, dan pariwisata kini terbuka di Riau. Meski kecil ia menilai namun kondisinya saat ini justru itu yang bisa diandalkan mendorong geliat perekonomian.
Ada lagi seperti pembangunan berbagai gedung, mall, hotel, instrastruktur jalan, RS dan sebagainya yang saat ini tetap terjadi di Pekanbaru, dimana juga telah mendatangkan investasi baru. "Jadi tidak usah terlalu pesimis, terutama saat ini sektor infrastruktur cukup banyak menggerakkan," urainya.
Ia bahkan lebih yakin lagi hal ini akan maksimal, jika pemerintah daerah dalam hal ini Provinsi Riau, Kota Pekanbaru, serta kabupaten lainnya melakukan percepatan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016 masing-masing.
Analisanya, jika percepatan, maka roda perekonomian akan menunjukkan optimisme bagi dunia usaha. (hk/sl)