Hujan Buatan, Satgas Karhutla Riau Sebar Satu Ton Garam

PEKANBARU (suaralira.com) -  Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau berkoordinasi dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menyebar satu ton garam di langit Riau guna membentuk hujan buatan.

"Wilayah operasi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) hari ini di lakukan di area yang terdapat titik panas atau hotspot seperti Rokan Hilir dan pesisir Riau lainnya," kata Anggota Satgas Udara Karhutla Riau, Lettu Sheriff seperti dilansir antarariau di Pekanbaru.

Ia menjelaskan, penyemaian garam itu dilakukan dengan menggunakan satu unit pesawat Cassa bantuan BNPB registrasi PK PCT pada Jumat siang pukul 14.00 WIB.

Menurutnya, penyemaian sendiri dilakukan pada awan yang berpotensi hujan dan dekat dengan wilayah kebakaran lahan pada ketinggian 8.000-11.000 kaki.

Provinsi Riau sejak hari ini akan terus menggalakkan penggunaan TMC dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla melalui hujan buatan. Program TMC ini sendiri akan terus dilakukan hingga wilayah tersebut memasuki musim penghujan yang diperkirakan pada September 2016 mendatang.

Keberadaan titik api yang mengindikasikan Karhutla di Riau dalam sebulan terakhir terus fluktuatif. Pada hari ini, BMKG memantau keberadaan 6 titik api di wilayah Batu 8 dan Bangko, Rokan Hilir.

Sebagai upaya pemadaman di wilayah tersebut, selain mengandalkan TMC, Sheriff juga mengatakan pihaknya menerbangkan dua unit helikopter dan dua pesawat air tractor pengebom air guna pemadaman melalui jalur udara secara langsung.

"Operasi pengeboman air wilayah tersebut masih terus dilakukan. Dari pantauan udara, kebakaran di sana cukup besar," ujarnya.

Kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Rokan Hilir berulang kali terjadi. Dalam beberapa pekan terakhir, kebakaran hebat di wilayah pesisir Riau itu selalu berpindah, meski TNI dan Polisi telah menyegel salah satu lahan yang terbakar pada akhir Ramadan lalu.

Sementara itu, BPBD Provinsi Riau mencatat 1.400 hektare total luas karlahut di Provinsi Riau telah terjadi mulai Januari hingga awal Juli 2016. Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyatakan 20 persen lahan yang terbakar tersebut dipastikan terjadi di lahan milik perusahaan. (**)