Finis Tanpa Poin, Lorenzo Keluhkan Performa Ban Michelin

Brno (suaralira.com) - Jorge Lorenzo sampai dua kali mengganti motor untuk mensiasati masalah pada ban motornya. Tapi itu tak banyak membantu dan dia tetap harus finis tanpa dapat poin.

Pemilihan ban menjadi sangat menentukan dalam balapan MotoGP Republik Ceko yang berlangsung di lintasan basah. Karena perjudian dalam memilih ban Cal Crutchlow bisa menjadi juara di sana, sementara Valentino Rossi berhasil menuntaskan balapan di posisi dua berkat kombinasi ban lunak dan ban keras pada tunggangannya.

Meski finis di atas podium, kedua pebalap itu mengawali race dengan sangat buruk. Mereka terlempar jauh ke belakang dibanding posisi start masing-masing akibat daya cengkram motor tidak maksimal. Itu terjadi sampai sekitar separuh balapan, karena belakangan mereka pengguna ban hard justru diuntungkan menjelang race tuntas.

Untuk Lorenzo, dia sebenarnya memakai kombinasi ban yang sama dengan Rossi yakni perpaduan ban basah soft di bagian depan dan ban basah hard di belakang. Tapi saat Rossi jadi runner up, Lorenzo justru hanya bisa finis di urutan 17. Itu terjadi karena Lorenzo sempat dua kali mengganti motor.

Saat catatan waktunya mulai membaik - sebagaimana Rossi dan Crutchlow di 10 lap terakhir balapan -, Lorenzo justru memilih masuk ke pit dan mengganti motor yang menggunakan ban kering. Padahal Lorenzo ketika itu sudah masuk lagi ke posisi 10 besar. Perjudian di tujuh lap sebelum finis itulah yang membuat Lorenzo mengalami penurunan posisi. Kru Lorenzo di pit terlihat kebingungan dengan keputusan Lorenzo mengganti motornya.

Apalagi Lorenzo ternyata cuma menggunakan motor dengan ban slick hanya satu lap. Setelah satu putaran dia kembali masuk pit untuk kembali mengendarai lagi motornya yang pertama, yang sudah diganti bannya menggunakan ban basah baru.

Dalam pernyataannya usai balapan, Lorenzo menyebut dia harus masuk pit untuk mengganti motor karena ban depannya sudah berada dalam kondisi sangat buruk.

"Mereka (kru) tidak memahaminya (kondisi ban) karena saat saya menghentikan motor bagian ban yang rusak tengah menempel di aspal. Ban depannya (soft) terlihat sempurna, saat mereka menggeser motornya mereka baru mengerti kalau kondisi bannya seperti itu," ucap Lorenzo.

"Mungkin karena itulah Ramon (Forcada - kepala kru) tidak paham kenapa saya ingin mengganti motor. Jadi saya berganti ke ban slick, lintasannya masih sangat basah, saya hanya ingin menuntaskan lap itu dan berganti motor lagi. Itu sebuah ketidakberuntungan, dengan ban ini kami tidak bisa menuntaskan balapan, seperti (Andrea) Iannone dan (Andrea) Dovizioso). Beberapa pebalap (yang memakai ban soft di depan) bisa, tapi saya tidak bisa. Saya mungkin menjadi yang paling cepat di saat itu, bersama dengan Cal dan Rossi, yang adalah pebalap tercepat di atas lintasan, dan saya merasa saya bisa lebih cepat lagi untuk bisa finis ketiga atau mungkin kedua," terang Lorenzo.

Lorenzo secara khusus mengeluhkan ban soft Michelin yang terkoyak sangat parah. Selain Lorenzo, pebalap lain yang mengalami masalah yang sama adalah Andrea Iannone dan Scott Redding yang masing-masing menuntaskan balapan di posisi delapan dan 15.

"Tujuh lap sebelum balapan berakhir ban depan saya terkoyak jadi saya harus menggantinya. Mungkin setelannya yang salah? Tapi hal seperti ini tidak seharusnya terjadi. Pengalaman ini harus jadi pelajaran yang diambil oleh Michelin, untuk mencoba membuat ban yang berbeda sehingga ini tidak terjadi lagi.

"Kami bisa saja mengalami degradasi (ban), terutama di bagian sisi, tapi ada bagian-bagian yang yang terlepas dari ban, itu tidak seharusnya terjadi. Michelin bekerja keras, saya sadar mereka bekerja untuk meningkatkan feeling ban depan slick, dan mereka berhasil. Mereka juga berhasil memecahkan masalah ban belakang slick, tapi saat ini ban basah yang bermasalah," keluhnya.

Gagal menambah poin sementara Rossi menjadi runner up membuat Lorenzo tergusur dari posisi dua klasemen. Juara dunia musim lalu itu kini mengoleksi 138 poin, kalah enam angka dibanding Rossi.