Kelompok Tani Bantah Sandera Staf KLHK di Rohul

PEKANBARU, SUARALIRA.com - Penyanderaan tujuh orang Staf Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Rokan Hulu, Riau, disebut-sebut, ada kelompok tani terlibat. Sementara itu, Kelompok Tani Nelayan Andalan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Riau membantah dan juga mereka membantah membakar lahan.

Hal itu disampaikan, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan, Jefriman selaku BPD kepada wartawan di Pekanbaru, Senin (05/9/2016)

"Kehadiran kami ke Pekanbaru untuk menjelaskan persoalan yang sebenarnya. Kami dari kelompok tani tidak pernah menyandera staf ibu menteri (Menteri KLHK Siti Nurbaya). Kami juga tidak melakukan kontak fisik ataupun menyentuh barang-barang yang dibawa staf KLHK. Yang kami inginkan adalah, jika staf ibu menteri datang, tolonglah datang dengan cara baik-baik," kata Jefirman.

Masih menurut Jefriman, pihaknya mengakui bahwa setiap jengkal tanah adalah milik negara.

"Tapi kami adalah masyarakat adat, semestinya permisi atau izin terlebih dahulu untuk silahtuhrahmi baik-baik. Apabila menurut ibu Menteri kami ini salah, ajarkanlah kepada kami, selayaknya ibu mengajari anaknya," curhat Jefriman.

Dia menjelaskan, bahwa lahan yang terbakar di Desa Bonai, Kab Rohul, bukanlah lahan PT APSL. Lahan yang terbakar adalah lahan perkebunan sawit milik kelompok tani.

"Kami ini masyarakat miskin. Karenanya kami memiliki lahan lantas menggandeng PT APSL sebagai perusahaan bapak angkat untuk membangunkan perkebunan kelapa sawit kepada kami," kata Jefriman.

Ketua Kelompok Tani Melayu Terpadu, Aji Naruddin menambahkan, bahwa lahan perkebunan sawit petani terbakar pada 22 sampai 23 Agustus. Kebakaran kebun sawit petani merupakan rembetan dari lahan masyarakat yang terbakar.

"Kebun sawit petani terbakar dari rembetan lahan masyarakat. Kami berterima kasih atas bantuan TNI/Polri dan BPBD yang telah memadamkan lahan perkebunan sawit kami," kata Aji.

Aji menjelaskan, bahwa lahan PT APSL berada di Desa Sontang Kecamatan Bonai Darussalam, Rohul dengan luas 3112 ha.

"Lahan perkebunan sawit kami yang terbakar dari rembetan lahan masyarakat yang terbakar. Kami tidak mungkin membakar perkebunan sawit milik kelompok tani sendiri," tutup Aji. (dtc/sl)