Berharap Ciliwung Terus Diperhatikan

Komunitas Ciliwung : Normalisasi Bukan Berarti Betonisasi

JAKARTA, SUARALIRA.com - Berbagai program yang telah digulirkan Pemerintah Provinsi KI saat ini harus tetap berjalan di kepemimpinan selanjutnya. Salah satunya adalah mengenai kebersihan Sungai Ciliwung, yang merupakan ikon bagi Jakarta.
 
Hal itu sebagaimana diutarakan Ketua Komunitas Ciliwung, Royani di sela-sela pendirian Sekolah Sungai Jakarta di Jalan Kemuning Dalam 1, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (Sabtu, 29/10).
 
Sejauh ini, lanjut dia, perhatian Pemprov DKI kepada kelompok masyarakat peduli Ciliwung sangat besar. Utamanya menyangkut perekrutan 140 aktifis pecinta Ciliwung yang dijadikan Pekerja Harian Lepas (PHL) oleh Pemprov DKI.
 
Dikatakan Royani, sejak tahun 2007, berbagai program digulirkan untuk pelestarian Ciliwung. Di pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo-Prijanto, digulirkan program stop nyampah di Ciliwung. Kemudian hal yang sama digalakkan kembali pada era Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 
 
"Yang teranyar yakni di era pak Ahok-Djarot yang merekrut 140 anggota komunitas Ciliwung menjadi PHL. Ini bukti perhatian pemerintah," jelasnya. 
 
"Kami berharap siapapun yang terpilih nanti sebagai gubernur di Pilkada DKI dapat memberikan perhatian yang sama. Bahkan lebih kepada Ciliwung. Ya kami berharap aka lahir gubernur yang peduli Ciliwung di Pilkada DKI.".
 
Adapun Royani berharap langkah Pemprov DKI menormalisasi Kali Ciliwung tidak melulu dengan membangun sheet pile di seluruh bantaran Ciliwung. Mengingat di beberapa bagian ekosistem salah satu sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut masih harus diperhatikan. 
 
"Normalisasi bukan berarti betonisasi. Yang perlu dilakukan yakni normalisasi dengan mengembalikan ekosistem di bantaran Ciliwung itu sendiri,” tandasnya. (rmo/sl)