Legislator Riau Harapkan PLN Serius Mengatasi Krisis Listrik

PEKANBARU, SUARALIRA.com - Legislator di Riau menilai, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) setempat belum serius mengatasi defisit sehingga menyebabkan provinsi ini mengalami krisis listrik.
 
"PLN bukan tidak mampu, hanya perlu keseriusan lagi untuk atasi krisis listrik. Karena kami nilai upaya dilakukan belum optimal," ucap Ketua Komisi C DPRD Riau, Aherson di Pekanbaru, Kamis.
 
Dia berkata, seharusnya PLN terutama Wilayah Riau dan Kepulau Riau tinggal jalankan program karena perusahaan pelat merah tersebut sudah memiliki rencana tahunan.
 
Perkiraan pelanggan baru setiap tahun seperti rumah tangga, bisnis dan industri, serta ketersediaan pasokan listrik pembangkit di Riau dan jaringan interkoneksi Sumatera.
 
"Tapi kenapa pelayanan pada warga sebagai konsumen tidak maksimal?. Di mana-mana daerah di Riau ini nyatakan masih sering padam," terangnya.
 
Data terakhir PLN Wilayah Riau dan Kepri menyatakan, kebutuhan listrik saat ini di Riau lebih dari 600 Mega Watt (MW), kemampuan sejumlah pembangkit di provinsi ini baru 370,6 MW.
 
Untuk menanggulangi kebutuhan listrik di Riau, PLN setempat mengandalkan transfer energi listrik dari provinsi tetangga seperti Sumatera Barat sekitar 167 MW.
 
"Krisis listrik, sudah lama terjadi. PLN pun, sudah tahu. Selama masalah defisit ini tidak segera dibenahi, maka akan terus bermasalah," ucap Aherson.
 
Hardianto, Wakil Ketua Komisi D DPRD Riau menambahkan, tidak seriusnya kinerja PLN bisa dilihat terus molornya pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan Raya 2x110 MW.
 
Padahal, pengerjaan proyek pembangunan PLTU Tenayan mulai dilakukan di awal tahun 2011 atau setelah ditandatangani kontrak kerja tanggal 22 Desember 2010 oleh Direktur Utama PT PLN Dahlan Iskan.
 
"Belum lagi kerja mesin pembangkit tidak optimal seperti PLTA Koto Panjang di Kampar miliki kapasitas 95,7 MW, tetapi PLN beralasan musim kemarau," katanya.
 
Supervisor Humas PT PLN Wilayah Riau dan Kepri, Nasri, menyebut pihaknya terpaksa melakukan pemadaman karena berkurangnya pasokan listrik bagi provinsi ini.
 
"Ya, ada tiga penyebab pemadaman di Riau. Yakni musim kemarau, sehingga membuat PLTA (Koto Panjang) tidak berfungsi dengan maksimal," bebernya.
 
Lalu, lanjutnya, masalah berikutnya yaitu sejumlah pembangkit yang sedang jalani masa perawatan dan mesin pembangkit mengalami gangguan.
 
"Ketiga faktor ini, menyebabkan pasokan listrik bagi di Riau berkurang sekitar 30 MW setiap hari," terangnya. (ant/sl)