JAKARTA, SUARALIRA.com - Menko Polhukam Wiranto mengatakan, kericuhan di depan Istana Kepresidenan tepatnya di Jalan Medan Merdeka Utara hingga Medan Merdeka Barat, Jakarta, harusnya tidak terjadi apabila semua demonstran melakukan unjuk rasa dengan santun.
"Kami tidak menghendaki adanya konflik. Tapi, beberapa oknum saya kira dari demonstran telah melakukan penyerangan ke aparat keamanan," kata Wiranto ditemui di Gerbang Wisma Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Jumat (4/11/2016) malam.
Menurut Wiranto, seharusnya para demonstran membubarkan diri dengan tertib setelah perwakilannya melakukan pertemuan dengan pemerintah yang diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Aparat keamanan mulai melakukan upaya penanggulangan setelah adanya pemukulan yang menyebabkan tujuh aparat keamanan terluka.
Wiranto mengatakan, dirinya mencoba masuk ke tengah kericuhan dan mencoba menenangkan sebagian peserta unjuk rasa. "Saya masuk ke wilayah mereka, ketemu beberapa tokoh, ternyata enggak mungkin karena gas air matanya cukup berat," kata Menko Polhukam.
Di lengan baju Wiranto juga terlihat bercak darah yang menurutnya milik prajurit. "Mungkin, yang dipukuli tadi. Saya rangkul, saya tenangkan tadi," ujar Wiranto.
Sebelumnya usai melakukan Salat Maghrib, beberapa massa sudah membubarkan diri secara berangsur. Namun ada sebagian peserta unjuk rasa yang masih bertahan dan menimbulkan kericuhan.
Sebelumnya, pemerintah telah menerima beberapa perwakilan GNPF MUI Bachtiar Nashir, Misbahul Anam, dan Muhamad Zaitun Rasmin. Dalam pertemuan tersebut disepakati percepatan penegakan hukum atas dugaan penistaan agama yang disangka dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. (okz/sl)