PEKANBARU (suaralira.com) - Meningkatnya kasus DBD di Kota Pekanbaru, menjadi perhatian serius kalangan Pekanbaru DPRD Pekanbaru.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru, tahun 2015 lalu tercatat kasus DBD 502 kasus.
Sedangkan tahun 2016 hingga sudah mencapai 849 kasus.
Dari jumlah tersebut, artinya terjadi peningkatannya dalam satu tahun 347 kasus, dari tahun sebelumnya. Ini bisa saja bertambah hingga akhir 2016 ini.
Wakil Ketua Komisi III Pekanbaru'>DPRD Pekanbaru H Marlis Kasim, Selasa (13/12/2016) menyebutkan, dengan fakta ini tentunya Diskes belum bekerja maksimal, dalam pencegahan DBD. Meski diakui Diskes sudah bekerja, namun tidak merata. Terutama di daerah yang rawan terjangkit DBD.
Seharusnya, dengan anggaran yang sudah disiapkan dalam APBD, penanganan DBD tersebut harus efektif. Jika hanya mengharapkan kesadaran masyarakat, maka tidak ada gunanya peran pemerintah dalam menuntaskan kasus DBD ini.
"Itu tadi, Diskes bersama-sama Puskesmas dan RT/RW giat melakukan sosialisasi. Terutama daerah padat penduduk, dan berkembangnya nyamuk aides aegipty. Sehingga menjadi sarangnya. Itu yang harus disosialisasikan. Jangan hanya bagus diprogram saja," tegas Marlis seperti dikutip tribunpekanbaru.