Pembunuhan Keji di Pulomas, Tak Ada Barang Hilang, 5 Orang Selamat karena Sebuah Janji

JAKARTA(suaralira.com) - Seperti halnya potongan-potongan puzzle, polisi mulai memilah dan menyatukan menjadi gambar yang lengkap dan jelas terkait pembunuhan sadis di Pulomas, Selasa (27/12/2016).
 
Diketahuinya peristiwa pembunuhan sadis ini bermula dari kecurigaan Sheila Putri teman Diona Arika (16) putri Dodi Triono(59) pemilik rumah.
 
Diona dan Dodi ditemukan tewas dalam kasus pembunuhan sadis yang sebelumnya diduga perampokan.
 
Banyak yang tak habis pikir dengan kekejaman yang dilakukan oleh pelaku.
 
Komplotan sengaja menumpuk 11 orang di dalam sebuah kamar mandi berukuran 2 x 1 meter.
 
Enam orang tewas tertumpuk dan tergencet lima di antaranya selamat.
 
Janji Diona yang tak ditepati
 
Janji Diona Arika (16) seorang korban pembunuhan sadis di Pulomas yang tak ditepati membuat temannya Sheila kebingungan, akhirnya Sheila memutuskan untuk sambangi rumah Diona.
 
Ia pagi-pagi mendatangi rumah Diona, sehingga akhirnya kedatangannya menyelamatkan lima dari 11 korban.
 
Andai saja Sheila tak datang atau memutuskan untuk mengacuhkan sikap Diona yang tak menepati janji mungkin saja hal terburuk terjadi.
 
Lima nyawa selamat bisa saja bernasib sama dengan korban yang lain.
 
Bisa dibayangkan bagaimana kondisi para korban komplotan sengaja menumpuk 11 orang di dalam sebuah kamar mandi berukuran 2 x 1 meter.
 
Terhitung para korban sudah terkunci dalam ruangan sempit selama sehari semalam.
 
Seperti dikutip dari Kompas.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menduga pembunuh enam orang di rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur, masuk ke rumah tersebut sejak Senin (26/12/2016) sore.
 
“(Pelaku masuk) sekitar jam 3 sore, kemudian kemarin pagi-pagi (kasus pembunuhan itu) baru di ketahui temannya korban,” ujar Argo di lokasi, Selasa (27/12/2016).
 
Menurut Argo, pembunuhan tersebut pertama kali diketahui oleh Sheila Putri pada Selasa (27/12/2016) sekitar pukul 09.30 WIB.
 
Sheila merupakan teman dari Diona Arika (16).
 
Sheila sudah mencoba menghubungi Diona sejak Senin sore.
 
Namun, tidak ada respons dari Diona.
 
Padahal, keduanya berjanji akan jalan-jalan bersama.
 
Keesokan harinya, kata Argo, Sheila memutuskan untuk ke rumah Diona.
 
“Tadi pagi (Sheila) ke sini ternyata enggak ada jawaban dan pintu tidak terkunci. Sampai dia masuk ke dalam, ada rintihan di kamar mandi. Karena cewek, dia takut, berlari, langsung ke mencari bantuan ke sekuriti,” kata Argo.
 
Setelah mengadu ke sekuriti, akhirnya diputuskan untuk melapor ke polisi yang berada di Pos Kayu Putih.
 
Kemudian, polisi menemani Sheila untuk mengecek keadaan di rumah Diona.
 
“(Ternyata) korban ada di dalam kamar mandi yang hanya ada full set ukuran satu setengah meter diisi 11 orang.”
 
“Setelah dibuka oleh anggota pos kayu putih, ada 11 orang. Enam orang dibawa ke rumah sakit dan lima orang yang meninggal di TKP,” kata Argo.
 
Tangis istri Dodi
 
Isak tangis terdengar dari ruang tengah Rumah Sakit Kartika,Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016) sore.
 
Almianda Shafira, istri kedua Dodi Triono (59), menangis mengetahui peristiwa pembunuhan sadis tersebut.
 
“Saya mohon doa dari semua, terima kasih semua, mohon doanya semua, mohon doakan almarhum dan anak saya khusnul khotimah,” ujar Almianda, kepada wartawan ditemui di lokasi, Selasa (27/12/2016).
 
Dia mengetahui informasi itu dari warga di sekitar tempat tinggal.
 
Setelah mendengar informasi itu, dia bergerak menuju ke rumah sakit yang berjarak sekitar 200 meter dari tempat kejadian perkara (TKP).
 
Di rumah sakit, dia menemui anaknya, Zanette Kalila Azaria (13).
 
Anet, panggilan anak itu diberitakan menderita sakit di bagian bahu.
 
Petugas medis sudah melakukan rontgen kepada anak tersebut.
 
“Alhamdulillah (stabil,-red) mohon doanya,” kata dia.
 
Bukan Perampokan
 
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan belum ada bukti perampokan di rumah mewah yang berlokasi di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Jakarta Timur.
 
Di rumah mewah ini, 11 orang disekap di kamar mandi sempit hingga menewaskan lima orang di dalamnya.
 
Dari pemeriksaan, polisi tidak menemukan barang berharga milik korban yang lenyap.
 
“Masih pembunuhan yah. Kalau perampokan bukan, karena tak ada barang yang hilang. Masih ada di tempat barang-barang yang ada. Jadi penyidik masih mencari, melidik. Tapi ada korban dan ada penyekapan,” kata Argo di lokasi, Selasa (27/12/2016).
 
Pihaknya, menurut Argo, sudah mengambil sidik jari para korban dan telah mengidentifikasi luka-luka luar korban.
 
“Nanti akan disusul yang sudah meninggal di Rumah Sakit KartikaPulomas dan juga akan dimintakan autopsi dari hasil olah TKP,” ujarnya.
 
Polisi juga belum mengetahui motif apa dibalik pembunuhan yang terbilang sadis tersebut dan masih didalami lebih lanjut.
 
Keenam jenazah kini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
 
Pelaku berpistol
 
Polisi menduga pelaku pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur, berjumlah tiga orang.
 
Informasi tersebut didapat dari pembantu rumah tangga yang selamat dari peristiwa itu.
 
“Keterangan pembantu, ada dua yang menodong korban pakai pistol dan satu lagi bawa golok,” ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan di lokasi, Selasa (27/12/2016).
 
Hendy menyampaikan, pelaku tersebut mendatangi rumah milikDodi Triono (59) pada Senin (26/12/2016) sore.
 
Saat itu, yang menjadi korban penodongan adalah Yanto, sopir dari Dodi.
 
“Dari keterangan pembantu yang selamat, saat itu Yanto baru mau mengeluarkan mobil, saat baru buka pagar kemudian datang para pelaku,” ucap dia.
 
Namun, Hendy belum dapat memastikan hal tersebut.
 
Sebab, polisi masih mendalami kasus ini dan meminta keterangan dari para saksi lainnya.
 
Dari pendataan sementara, mereka yang meninggal ialah Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak korban, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga.
 
Sementara itu, Zanette Kalila (13) ditemukan masih hidup bersama Emi, Santi (22), dan Fitriani serta Windy yang merupakan pembantu rumah tangga.