petugas PDAM Tirta Bhagasasi dan BPBD Kabupaten Bekasi sedang mendistribusikan air bersih ke warga Desa Ridogalih, Kecamatan Cibarusah-Kabupaten Bekasi, Sabtu (26/8)

Kekeringan, PDAM & BPBD Distribusikan Air Bersih ke Cibarusah

BEKASI (suaralira.com) - Di musim kemarau seperti ini, rentan terjadi kekeringan dibeberapa wilayah seperti di Cibarusah-Kabupaten Bekasi.

 

Akibat kemarau yang berkepanjangan ini, warga di Cibarusah sulit mendapatkan air bersih. Seperti diketahui air adalah sumber kehidupan atau kebutuhan pokok bagi makhluk hidup.

 

Menanggapi kekeringan itu, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi melakukan pendistribusian air bersih ke warga, dan di bantu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi di Kp. Putat, Desa Ridogalih, Kecamatan Cibarusah-Kabupaten Bekasi, Sabtu (26/8).

 

Kasubag Humas PDAM Tirta Bhagasasi, Ahmad Fauzi mengatakan, PDAM sudah melakukan pendistribusian air bersih dan di bantu oleh BPBD Kabupaten Bekasi sejak hari Rabu lalu (23/8), di tiga desa yang ada di Kecamatan Cibarusah. Ketiga desa itu diantaranya, Desa Ridogalih, Ridomanah dan Sirnajati.

 

Untuk hari ini (Sabtu), kata Fauzi, sebanyak empat mobil tanki air di turunkan. Setiap mobil tangki air bervariasi kapasitasnya, mulai dari 4500 liter hingga 8000 liter.

 

"Sebelum keadaan seperti ini (bencana kekeringan) kita sudah lakukan MoU dengan BPBD Kabupaten Bekasi. Jadi ketika ada bencana kekeringan, BPBD dan kami akan begerak menuju titik bencana," ungkap dia.

 

Menurut dia, adanya kerjasama dengan BPBD akan lebih memudahkan pendistribusian bantuan. Karena, secara otomatis BPBD akan langsung mengambil air bersih dari Kantor Cabang atau Pembantu milik PDAM terdekat.

 

Untuk pendistribusian air ke tiga desa di wilayah Cibarusah sendiri, lanjut Fauzi, diperkirakan sudah hampir 50 ribu liter.

 

Ditempat sama, seorang warga Kp. Putat, Desa Ridogalih, Kecamatan Cibarusah-Kabupaten Bekasi, Hartini menuturkan, bencana kekeringan ini memang kerap terjadi di wilayahnya, dan hampir setiap tahun terjadi ketika musim kemarau.

 

Bahkan, menurut dia, adanya bantuan dari pemerintah berupa mesin pompa yang memiliki kedalaman 120 meter pun tidak dapat membantu warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Pasalnya, kontur tanah disana elevasi atau perbukitan, sehingga sulit untuk mendapatkan sumber air dari tanah.

 

Untuk melakukan aktifitas sehari-hari seperti mencuci dan mandi, tambah dia, warga menggunakan air kolam seperti empang. Namun, empang yang digunakan warga lambat laun mulai mengering. Sedangkan untuk minum, dirinya kerap membeli air isi ulang (galon).

 

"Kami berterima kasih sekali kepada pemerintah yang sudah membantu kami, baik PDAM maupun BPBD," terang warga RT 02/03 Desa Ridogalih ini.

 

(ayi/sl)