Psikolog Universitas Mercu Buana Jakarta, Setiawati Intan Savitri
Internet Miliki Nilai Positif & Negatif

Orangtua & Guru Harus Awasi Anak Saat Gunakan Internet

BEKASI (suaralira.com) – Psikolog Universitas Mercu Buana Jakarta, Setiawati Intan Savitri mengatakan, pendidikan seks untuk anak sangat jarang dilakukan, oleh itu anak-anak lebih suka mencari sendiri melalui beberapa akses internet yang dinilai tidak sehat. Apalagi ketika anak-anak mengetahui pendidikan sek tanpa guru, dan orang tua.

 

Hal ini menurut Setiawati, salah satu pemicu yang menyebabkan kerusakan moralitas anak pada saat ini, terlebih diberikan kebebasan berinteraksi dengan internet tanpa pengawasan guru dan orangtua.

 

"Aids itu ditularkan oleh berbagai penyebab, namun kalau kita mau runut secara kuratif memang Aids itu karena seks bebas dan yang kedua hubungan homo seksualitas. Kalau melihat akibatnya dalam perspektif pendidikan seks untuk anak itu sangat jarang, apalagi saat ini dipicu juga dengan akses internet yang tidak sehat, jadi anak-anak lebih banyak belajar bagaimana pendidikan seks, kemudian juga bagaimana berinteraksi dengan orang lain, tidak melalui guru dan orangtua, tetapi lebih banyak melakukannya ke internet,” ungkapnya usai memberikan materi Pelatihan Pembinaan dan Penerapa Aplikasi Pembelajaran Berbasis Multimedia untuk Guru TK/SD sekota Bekasi di RM. Margajaya, jalan Kemakmuran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Selasa (24/10).

 

Internet, kata dia, memiliki sisi positif dan negatif, tergantung siapa yang mengaksesnya. Saat ini, bila melihat anak-anak mengakses internet baik via telepon genggam maupun komputer, kerap dijumpai hal-hal yang tidak senonoh, dan itu sangatlah miris. Sehingga akan berdampak bagi anak itu sendiri.

 

"Materi yang saat ini saya berikan adalah, bagaimana sebenarnya internet itu bisa dipergunakan secara produktif dan lebih sehat, kemudian di hari kedua kita akan bicara apa itu adhiksi internet dan bagaimana cara mengatasinya. Jadi, hari pertama dan kedua lebih kepada pembekalan pembelajaran tentang peran guru dan orangtua dalam menangani anak-anak di era digital," bebernya.

 

Ia menambahkan, pada kegiatan ini nantinya peserta akan diajarkan bagaimana membuat games, atau pembelajaran berbasis games dengan menggunakan power point, kemudian juga para guru akan di ajarkan bagaimana meng-explore pembelajaran online yang merujuk kepada situs-situs pembelajaran online. Produk dari acara ini adalah peserta mengerti bagaimana cara mengatasi anak-anak digital native ini, serta mampu membuat pembelajaran yang aktif dan kreatif berdasarkan pengetahuan tentang multimedia.

 

(oto/sl)