Budayawan, Dedi Mulyadi saat hadiri gebyar puncak acara Hari Santri Nasional di Stadion Mini Tambun, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi

PCNU Kabupaten Bekasi Helat Gebyar HSN

BEKASI (suaralira.com) - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bekasi mengadakan gebyar acara puncak Hari Santri Nasional sekaligus Hari Sumpah Pemuda dengan tema 'Membangun Santri Mandiri Yang Menghargai Keberagamaan Untuk Membangkitkan Peradaban Bangsa Menuju NKRI Hebat', di Stadion Mini Tambun, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Sabtu malam (28/10).

 

Puncak acara Hari Santri Nasional itu turut dihadiri Habib Luthfi bin Yahya, Ki Ajeng Ganjur, dan Kang Dedi Mulyadi. 

 

PCNU Kabupaten Bekasi juga mengundang beberapa organisasi pemuda seperti IPNU, IPPNU, Fatayat, Ansor, Muslimat dan Laskar Aswaja.

 

Acara yang terbilang perdana itu, sekaligus untuk memberikan hadiah kepada pemenang lomba yang sudah dilombakan belum lama ini. Diantaranya lomba baca kitab kuning, kesenian hadroh, marawis, dan futsal.

 

Ketua Panitia Pelaksana, K.H Solahuddin Al Hadi mengatakan, ini sebagai puncak acara Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2017 lalu. 

 

Untuk tahun ini, kata dia, PCNU-PCNU yang ada di nusantara serentak memperingatinya. Itu sebagai bukti, bahwa warga NU siap untuk menjaga NKRI sesuai dengan tema Hari Santri Nasional tahun ini, yakni membangun santri mandiri yang menghargai keberagamaan untuk membangkitkan peradaban bangsa menuju NKRI hebat.

 

Bicara basis NU di Kabupaten Bekasi, kata pria yang juga Sekjen PCNU Kabupaten Bekasi ini, dengan adanya puncak acara Hari Santri Nasional, diharapkan masyarakat Kabupaten Bekasi bisa lebih mengenal NU.

 

Ditempat sama, Budayawan Dedi Mulyadi mengingatkan kepada para santri, bahwa santri itu orang yang akhlaknya mulia. Hari Santri Nasional ini, kata dia, dapat dimaknai sebagai revolusi jihad NU.

 

Ia juga mengajak masyarakat Kabupaten Bekasi untuk menanamkan agama sejak dini. Bahkan, untuk pelajaran agama, lanjut dia, kalau bisa ustad-ustad diperdayakan dengan cara mengajar di Sekolah Dasar (SD), dan mengajari kitab kuning.

 

Menurutnya, kalau sejak kecil tidak diberikan pengalaman ilmu agama, dan didapatnya ketika kuliah, pada nantinya dia akan merasa paling benar. Sehingga, hal itu memicu kesenjangan dalam bersosial.

 

"NU itu penjaga NKRI. Sekarang adalahnya abadnya kebangkitan para santri. Pesan saya, santri jangan pada ngumpul. Disebar semua, agar republik ini diisi oleh para santri," terangnya.

 

Sedangkan, Kabag Kesra Kabupaten Bekasi, Iyan Supriatna yang mewakili Bupati Bekasi menuturkan, bicara soal Hari Santri Nasional Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi mendukung penuh. Terlebih, pada hari H (22 Oktober 2017)  Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin sudah memperingati Hari Santri Nasional di At Taqwa wilayah Babelan.

 

"Bicara HSN beliau (Bupati) mendukung penuh. Apalagi dibidang keagamaan, beliau sangat mendukung sekali," ucap mantan Camat Tambun Selatan ini.

 

(oto/sl)