Stand Rujak Cingur di Festival Kuliner Bekasi (FKB) Summarecon Mal Bekasi disesaki pengunjung. Sebagai satu-satunya makanan yang menyajikan mulut sapi di dalam piring saji, kuliner khas Surabaya itu berhasil mencuri perhatian.
Laporan: Riskha Ayu Rindiatika
Tangannya lentur mengulek adonan kacang beserta bumbu berwarna hitam, sembari mempresentasikan masakan khas Surabaya itu kepada sejumlah pembeli yang penasaran. Beberapa lidah yang sudah akrab dengan kekayaan rasa rujak cingur, langsung memesan dengan permintaan yang menjadi seleranya.
“Rujak cingur’e siji nggeh mas (rujak cingurnya satu ya mas, red), ndak pedas, petisnya yang banyak,” pinta ibu paruh baya dengan Bahasa Jawa tetapi beraksen Ibu Kota.
Rujak cingur adalah makanan khas Jawa Timur yang sulit ditemui di kota lain. Berbeda dengan makanan Jawa Timur lainnya, seperti pecel (Madiun), soto (Lamongan), bakso (Malang), yang lebih mudah ditemukan di sejumlah warung di Kota Bekasi.
Jika Anda penggemar rujak cingur, berkunjunglah ke Festival Kuliner Bekasi (FKB) yang diselenggarakan Summarecon Mal Bekasi (SMB). Di sana Anda bisa menemukan Stand rujak cingur yang terletak persis di belakang pintu masuk FKB.
“Cingur ini mulut sapi, dikirim langsung dari Surabaya karena di sini tidak ada yang jual. Mungkin itu yang membuat rujak cingur sulit ditemui di kota lain selain Surabaya. Bumbu petisnya ini juga sangat khas dan hanya ada di Surabaya,” kata Rizal, sang penjaga Stand Rujak Cingur, Sabtu (10/09/2018).
Komposisi rujak cingur sendiri berbeda dibanding pecel atau rujak yang biasa kita temukan. Jika pecel menawarkan berbagai macam sayuran di dalamnya, rujak cingur hanya menyajikan kangkung dan tauge saja. Sedangkan jika dibandingkan dengan rujak pada umumnya yang berisi aneka buah, rujak cingur hanya menghadirkan rasa asam dari nanas dan segar dari bengkoang dan timun. Selain itu, tambahan tempe, tahu kerupuk, dan cingur (mulut,red) sapi membuat kuliner ini semakin komplet.
Komposisi lain yang membuat rujak cingur menjadi khas adalah penggunaan bumbu petis. Bahan dasar petis ada dua macam; petis ikan dan petis udang. Petis ikan berwarna hitam, sedangkan petis udang agak kecokelatan.
“Petis ini hasil olahan ikan atau udang yang dimasak sampai airnya habis dan bentuknya kental. Setelah itu ditambah garam dan karamel dari gula merah, jadi rasanya agak manis,” jelas pemuda 22 tahun tersebut.
Beraroma tajam, petis memang hanya digunakan sebagai bumbu dan ditambahkan dalam jumlah sedikit. Penggunaannya pun bisa disesuaikan selera.
Sejak FKB dengan tema ‘Weteng Wareg Ati Marem Rek’ (perut kenyang hati senang, red) ini dihelat Summarecon Mal Bekasi pada tanggal 16 Agustus 2018 lalu, stand rujak cingur memang selalu ramai dikunjungi. Dalam sehari stand milik Meymey ini bisa mendulang untung Rp500 ribu di hari kerja dan Rp3 juta di hari libur.
Hanya dengan Rp36 ribu untuk rujak cingur biasa tanpa kerupuk dan Rp42 ribu untuk rujak cingur komplet disertai kerupuk, Anda sudah bisa menyantap rujak cingur sambil menikmati alunan lagu dari live musik yang dihelat SMB.
Karena unik dan jarang ditemui, stand rujak cingur berhasil menjadi primadona di antara makanan khas Jawa Timur lainnya seperti Raja Rawon, Cwie Mie Malang, Lontong Balap, Sego Pecel Ndeso Mr.J, Sego Resek khas Malang, Bakso Malang, Tahu Campur, Tahu Tek, Es Goyang, Suwe Ora Kopi, Sate Tulang, Ketan Bakar, Seblak Jeletet, Pentol & Ceker Seuhah, Ayam Bledos dan Tempe Mendoan Jeletot.
Hal ini tampak dari panjangnya antrean di stand rujak cingur saat hari libur tiba. Pengunjung yang datang tidak hanya ingin menikmati sajian rujak cingur tetapi juga ingin mengetahui tentang keunikan rujak cingur.
“Memang banyak yang nanya-nanya soal rujak cingur, jadi mereka enggak hanya beli. Lumayan, sih, harus sabar menjelaskan pertanyaan pembeli. He-he-he,” kata Rizal.
Festival Kuliner Bekasi tahun ini adalah yang ke-6. Dengan visi memperkenalkan kekayaan Indonesia melalui kuliner Nusantara, SMB berkomitmen untuk melaksanakan FKB secara berkesinambungan.
“Di tahun ke-6 penyelenggaraan FKB, kami masih konsisten untuk terus mengeksplorasi varian kuliner Tanah Air. Tahun ini Jawa Timur kami angkat menjadi tema besar, karena Jawa Timur merepresentasikan keberagaman kuliner lokal yang tengah berkembang,” terang Ugi Cahyono, Center Director Summarecon Mal Bekasi dalam siaran persnya, Kamis (16/08/2018).
“Kami berharap acara ini bisa menjadi media bagi para pelaku UMKM untuk mempertemukan langsung antara pembeli dengan pedagang,” imbuhnya.
Bagi Anda yang belum sempat menyicipi lezatnya rujak cingur yang menggiur, tidak perlu khawatir, karena FKB masih akan dibuka sampai tanggal 16 September 2018 mendatang. Anda bisa berkunjung pukul 16.00 sampai pukul 22.00 di hari Senin-Kamis, pukul 16.00 sampai pukul 23.00 di hari Jumat, dan pukul pukul 11.00 sampai pukul 23.00 di hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur Nasional.
Yakin nggak mau ajak orang-orang terkasihmu icip-icip mulut sapi di sepiring rujak? Yuk, ke Festival Kuliner Bekasi di SMB.