KOTA BANDUNG - Untuk mendorong visi menjadi provinsi digital di Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan fokus pada pengembangan desa digital. Untuk itu, Gubernur Ridwan Kamil akan membagi desa di Jabar menjadi tiga zona, yaitu zona merah, kuning, dan hijau.
"Nanti desa-desa di Jawa Barat akan kami beri peringkat, ada zona merah, zona kuning, zona hijau," ujar Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil usai hadir di acara Kick Off Patriot Desa Digital dari Telkomsel yang digelar di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (01/04/2019).
Desa dengan zona merah berarti eksistensi digital belum hadir dan menyapa warga di desa tersebut. Desa dengan zona kuning berarti platform yang sudah ada di desa ini, belum semua desa terpen digital. Sementara desa dengan zona hijau berarti semua elemen komunikasi, pelayanan publik, infrastruktur, perdagangan atau perdagangan digital, hingga aplikasi berbasis digital telah ada dan digunakan oleh warga desa.
“Mudah-mudahan berhasil dalam lima tahun visi desa digital ini terpenuhi dengan teori pentahelix atau kolaborasi,” harap Emil.
Emil Berharap peran aktif semua pihak termasuk sektor swasta dalam mewujudkan desa digital. Swasta dapat memberikan pembinaan melalui pelatihan penyediaan digital, hingga bantuan infrastruktur digitalnya.
Tahun ini sebanyak 500 desa akan mendapat bantuan infrastruktur digital, yang menjadi salah satu kriteria penting yang dibentuknya desa digital. Selain itu, desa berbasis digital memiliki fitur komunikasi antarwarga berbasis digital, memiliki akun media sosial dan situs web untuk memberitakan dan mendukung potensi desa, serta pelayanan publik yang dilakukan oleh digital pula.
“Tiap desa harus punya identitas, bagaimana kita tahu ada apa di sana (desa) kalau tidak ada informasi. Gampang tinggal buka akun, cuman budaya menginfromasikan kegiatannya yang belum optimal,” kata Emil.
"Dengan sebuah perintah politik maka desa-desa ini akan memiliki basis data, sumber informasi melalui hal yang paling gampang yaitu sebuah akun media sosial," lanjut Emil.
Di tempat yang sama, Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia Telkomsel Irfan A Tachrir mendukung program desa digital Jabar Data dari zona desa akan menentukan bantuan apa yang akan diberikan oleh Telkomsel.
“Berdasarkan analisis yang ada, nanti jumlah (zona) merahnya, jumlah (zona) kuningnya, jumlah (zona) hijaunya. Itu akan menentukan dimana sebenarnya terletak bantuan Telkomsel,” ucap Irfan.
“Untuk yang merah kita mendukung dengan infrastruktur, karena dia belum terkoneksi berarti. Untuk yang kuning sudah ada koneksi tetapi mungkin budaya digital-nya belum ada, maka harus kita terima kasih pelatihan, ”sambungnya.
Pelatihannya, lanjut Irfan, bisa berupa hal yang berhubungan dengan digital itu sendiri, pelatihan manajemen wirausaha, atau pelatihan membuat kemasan untuk produk-produk usaha.
Patriot Desa Digital
Kota Bandung menjadi titik pertama yang diambil Patriot Desa Digital dari Telkomsel ini. Kota Jakarta, Makassar, Surabaya, dan Medan akan menjadi tujuan selanjutnya. Platform ini untuk memperoleh berbagai potensi desa yang ada di seluruh Indonesia.
Emil Berharap Jawa Barat bisa menjadi percontohan untuk pengembangan desa digital secara nasional. “Patriot Desa Digital itu adalah mereka-mereka yang membantu dan melakukan kegiatan berbisnis digital untuk produk-produk yang hadir di perdesaan. Ini yang dikelola oleh Telkomsel, punya program yang sama di beberapa tempat di Indonesia," ungkap Emil.
“Jawa Barat insyaallah jadi percontohan yang paling cepat dalam visi desa digital ini,” harapnya.
Melalui platform digital ini, Telkomsel akan memberdayakan anak-anak muda di desa untuk mengelola dan mengembangkan potensi bisnis yang ada di desa.
“Membangun komunitas digital itu tidak mudah dan tidak menyenangkan. Jadi pertama, adalah orangnya dulu pola pikir-nya harus diubah. Mengubah pola pikir itu ada dua, jika kita mau cepat kita berdayakan anak muda. Kalau anak mudanya nggak ada, kita harus berdayakan orang harus kita latih,” tandas Irfan. (***)
Sumber : kemendagri.go.id
Editor : suaralira.com