Ilustrasi sungai ciliwung.

LSM Sebut 4.989 Rumah di Bogor Buang Tinja ke Ciliwung

Jakarta, suaralira.com -- Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Kota Bogor mengungkapkan hasil riset sebanyak 4.989 rumah di Kota Bogor Jawa Barat membuang tinja langsung ke sungai Ciliwung.

Ketua KPC Kota Bogor Een Irawan menjelaskan ribuan rumah ini tersebar di 13 kelurahan yang lokasinya bertepatan dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung,

Een mengatakan meski mayoritas rumah itu memiliki jamban, tapi tak satupun yang memiliki septic tank. Akibatnya tinja dari jamban langsung dialirkan ke bibir Sungai.

"Mereka rata-rata punya toilet di rumahnya. Tapi paralonnya langsung ke Ciliwung," katanya seperti mengutip Antara, Jumat (5/4).

Jika dirinci berdasarkan kelurahan, jumlahnya terbagi atas 183 rumah di Sindang Rasa, 360 rumah di Katulampa, 257 rumah di Tajur, 514 rumah di Baranangsiang, 663 rumah di Sukasari.

Berikutnya sebanyak 663 rumah di Babakan Pasar, 828 rumah di Sempur, 803 rumah di Bantarjati, 113 rumah di Tanahsareal, 918 rumah di Cibuluh, 188 rumah di Kedung Badak, 157 rumah di Kedung Halang, dan lima rumah lainnya berada di Sukaresmi.

Selain tinja, ribuan rumah di Kota Bogor Jawa Barat ini juga membuang sampah rumah tangganya ke Sungai Ciliwung. Tercatat, ada sekitar 5.652 rumah di Kota Bogor Jawa Barat yang masih membuang sampahnya ke Ciliwung.

Deputi Direktur Administrasi Seameo Biotrop Zulhamsyah Ilham mengatakan, akan ada dampak yang terjadi dari tercemarnya Sungai Ciliwung oleh kotoran manusia. Salah satunya yaitu berkurangnya jumlah oksigen di air lantaran terjadi penyuburan berlebih.

"Akan meningkatkan jumlah biomassa dari fitoplankton. Ketika terjadi jumlah yang besar akan mengakibatkan defleksi oksigen, atau pengurangan jumlah oksigen yang cukup besar," terangnya.

Akibat dari berkurangnya jumlah oksigen di sungai Ciliwung, akan membuat ikan-ikan di dalamnya mati. Selain itu, menurutnya lagi, dalam kandungan kotoran manusia terdapat bakteri ecoli.

Jika tercampur dengan air Sungai Ciliwung, maka akan mengakibatkan diare bagi orang yang mengonsumsi meski airnya dimasak.

"Mereka harus tahu apa yang mereka buang berdampak pada diri mereka sendiri," kata Zulhamsyah.(Antara/DAL)

 

Sumber : cnnindonesia

Editor    : suaralira.com