Massa Lempar Batu dan Bom Molotov ke Barikade Polisi

JAKARTA, suaralira.com - Massa yang berkumpul di belakang kompleks parlemen sejak petang melempari bom molotov ke arah pasukan polisi yang berjaga, Rabu (25/9) malam. Tak hanya molotov, terpantau massa juga melempari batu dan juga petasan ke arah kompleks parlemen dari arah jalan Palmerah Timur, Jakarta Pusat.
 
Per pukul 19.37 WIB, setidaknya dua molotov telah dilempar massa ke arah kompleks parlemen. Menanggapi aksi massa tersebut, polisi pun membalas dengan menembakkan pelontar gas air mata dan juga sejumlah petasan ke arah massa.
 
Diketahui, massa yang awalnya adalah ratusan pelajar sekolah menengah terlibat kericuhan dengan aparat kepolisian di belakang Gedung DPR, dekat Stasiun Palmerah, Jalan Palmerah Timur.
 
Kericuhan bermula dari sekitar pukul 14.30 WIB. Massa terlihat beberapa kali melempari aparat dengan berbagai benda seperti batu dan botol. Tindakan itu dibalas dengan beberapa kali tembakan gas air mata.
 
Pelajar tak menghiraukan imbauan polisi yang meminta mereka bubar karena rawan disusupi dan diprovokasi. Bahkan massa sempat membakar sesuatu di dekat pagar belakang Gedung DPR.
 
Diduga para pelajar yang berbuat ricuh ini merupakan pelajar yang siang tadi sempat melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR. Namun dari segi jumlah lebih banyak dari yang berdemonstrasi siang tadi.
 
Kebanyakan mereka berasal dari Bogor, Jawa Barat, Jakarta Utara, hingga Tangerang. Mereka rata-rata masih memakai seragam putih abu-abu, putih biru, dan pramuka.
 
Saat unjuk rasa di depan Gedung DPR, peserta demo STM itu sempat diamankan dan didata polisi. Ketika ditanya, banyak dari mereka yang hanya ikut-ikutan demonstrasi ke Jakarta. Bahkan mereka juga tidak tahu apa itu RKUHP yang mereka protes.
 
Sementara itu, tak ada aksi mahasiswa menolak RKUHP dan RUU internasional lainnya yang dua hari lalu intens digelar di depan Gedung DPR tampak dilakukan pada hari ini.
 
KPAI sebelumnya menyatakan bakal mengawasi penanganan anak-anak yang ditangkap polisi karena diduga terlibat kasus perusakan dan pembakaran pos polisi di Slipi, Jakarta Barat pasca demonstrasi pada Selasa (24/9) malam.
 
Polres Metro Jakarta Barat mengamankan 17 orang terkait perusakan pos polisi dan mayoritas merupakan anak di bawah umur.
 
Komisioner KPAI Retno Listyarti menyatakan KPAI akan mendalami kasus tersebut.
 
"Kami baru mengetahui kasus ini pagi tadi. KPAI akan melakukan pengawasan kepada polisi apakan prosesnya sesuai dengan sistem peradilan pidana anak," kata Retno kepada wartawan. (CNN Indonesia / sl)