Terkait Penebangan Pohon Didepan Kantor MPC Rohil

Pemuda Pancasila Rohil Pertanyakan PLN Bagan Batu

Rohil (Riau), Suaralira.com -- Penumbangan pohon yang dilakukan pihak PLN Bagan Batu didepan kantor MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Rokan Hilir, membuat pengurus MPC PP Rokan Hilir mendatangi kantor PLN, dan langsung mempertanyakan maksud dan tujuan PLN Bagan Batu menebang pohon yang telah dirawat oleh pengurus MPC PP Rohil tersebut. Rabu (13/5/2020).
 
Kedatangan MPC PP Kabupaten Rohil ke kantor PLN bagan batu disambut baik oleh pihak PLN tanpa pengawalan yang terkhusus dari pihak keamanan. 
 
Tanpa membuang waktu DANKOTI PP Rohil bung Suroso langsung mempertanyakan pihak PLN Bagan Batu, kenapa sampai menebang pohon yang dirawat didepan kantor MPC Pemuda Pancasila (kantor kami) tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu, apakah anda menganggap rendah organisasi kami ini (Pemuda Pancasila), apakah anda tidak tau bahwa pohon itu dirawat, "tanya DANKOTI PP Rohil dengan penuh geram. 
 
Pihak menejemen PLN Bagan Batu yang diambil alih langsung oleh manager Samsurijal, "kami atas nama PLN Bagan Batu minta maaf kepada organisasi MPC Pemuda Pancasila Rokan Hilir atas kesalahan kami".
 
Saya atas nama manajer PLN bagan Batu, "dalam tempo 2 atau 3 hari ini Akan segera menjumpai Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Rohil, dan akan membuatkan permohonan maaf secara tertulis kepada MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Rokan Hilir. "Pungkas manajer PLN Bagan Batu. 
 
Bermodalkan tanya jawab antara pihak PLN dengan Perwakilan MPC Pemuda Pancasila Rohil yang di komandoi DANKOTI Suroso, awak media suaralira.com mencoba mengkonfirmasi pihak yang langsung melakukan penumbangan pohon yang berada di depan kantor MPC Pemuda Pancasila Bagan Batu. 
 
Ternyata yang menumbang adalah pihak ketiga PLN Bagan Batu, PT Haleora Power yang berkantor di Kota Pekanbaru, Perwakilanya atas nama Pak Sinaga yang bertugas dilapangan. 
 
Sinaga menuturkan, "saya memang salah, kami menebang pohon yang berapa didepan kantor MPC Pemuda Pancasila tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Sementara sewaktu kami menebang pohon tersebut, kantor MPC Pemuda Pancasila Rohil memang terbuka, dan setelah kami tebang pohonya, mulai dari dahan ranting dibiarkan berserakan disitu, itu memang kesalahan kami. "Tuturnya kepada awak media suaralira.com. 
 
Dikantor pln itu juga awak media mengkonfirmasi wakil ketua MPC Rokan Hilir Bung NERI. 
 
Dalam keterangannya, Bung Neri sangat menyayangkan tindakan dari pihak PLN Bagan Batu yang melakukan tindakan semena-mena terhadap organisasi Pemuda Pancasila, kalaulah memang itu sudah termasuk potensi pohon yang mengganggu kabel listrik, kamipun dari pihak organisasi bisa memotongnya, bukan harus potong libas macam tidak ada aturan sama sekali, padahal jelas-Jelas pohon yang didepan kantor MPC PP Rohil itu dirawat, bukan dibiarkan begitu saja bagaikan hutan rimba. "Cetusnya penuh kesal. 
 
Terkait dengan perlakuan pihak PLN Bagan Batu yang menebang pohon didepan kantor MPC PP Rohil, dari tim kuasa hukum pun, Robi angkat bicara. Manajer PLN bisa di golongkan "Pengerusakan" yang tertuang di KUHP pasal 406, kami atas nama MPC PP sangat tersinggung, sebab lebih duluan pohon ditanam dari pada tiang listrik. Ungkap Robi. 
 
Diakhir pembicaraan, DANKOTI bung Suroso mengeluarkan statmen, "apabila sesuai tempo yang ditentukan pihak PLN Bagan Batu tidak mengindahkanya, maka kami akan meneruskan ini keproses hukum sesuai yang berlaku di NKRI. 
 
Sekira Jam 1 siang anggota MPC PP Rohil membubarkan diri dengan tertip. 
 
Diakhir pemberitaan ini manajer PLN Bagan Batu Samsurijal memberikan keterangan persnya, "kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada MPC PP Rohil atas kelalaian anggota kami di lapangan, dan kami berjanji akan menanamnya kembali dan membersihkanya sesuai permintaan organisasi Pemuda Pancasila, dan sudah sepakat tadi dengan perwakilan dari MPC PP Rohil, saya samsurijal  manajer PLN Bagan Batu, dalam tempo 2 atau 3 hari ini akan segera menjumpai ketua MPC PP Rohil dan akan membuat permohonan maaf secara tertulis kepada organisasi Pemuda Pancasila. (juli manik/sl)