Bupati Lepas Pengiriman Dua Setengah Ton Tembakau ke Sumut

Takengon (NAD), Suaralira.com – Kawasan Dataran Tinggi Gayo, utamanya Kabupaten Aceh Tengah dikenal cocok untuk pengembangan berbagai varietas tanaman baik buah-buahan maupun hortikultura.
 
Terbaru, yakni komoditas tembakau varietas White Barley yang dikembangkan oleh para petani tembakau dibawah binaan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia(APTI) Aceh Tengah yang diketuai Sukurdi Iska SH.
 
Pengiriman perdana tembakau sebanyak 2,5 Ton ini dilepas oleh Bupati Aceh Tengah Drs Shabela Abubakar didampingi sejumlah pimpinan OPD terkait antara lain Kepala Dinas Pertanian Nasrun Liwanza dan Kepala Perdagangan Koperasi dan UKM Joharsyah bertempat di Kantor APTI setempat di kawasan Kemili, Minggu (27/09).
 
Sukurdi, yang juga Ketua Koperasi Gayo Mitra Jaya, menyatakan pihaknya mengembangkan tembakau jenis White Barley pada lahan yang tersebar di beberapa kecamatan di Aceh Tengah.
 
“Daun tembakau yang dikirim perdana sebanyak 2,5 ton ke PT. Mitra Tata Usaha Bersama, sebuah perusahaan rokok putih di Sumatera Utara”, terang Sukurdi.
 
Menurutnya daun Tembakau yang dikirim tersebut masih merupakan hasil percobaan dan ditanam petani perorangan.
 
“Saat ini tahap penanaman kedua sedang kita lakukan di lahan seluas 250 hektar di Aceh Tengah dan 80 hektar di Bener Meriah, dengan perkiraan panen pada Februari atau Maret tahun depan”, lanjutnya.
 
Perusahaan, kata Sukurdi telah mendesak pihaknya untuk mengirim daun Tembakau sebab berdasarkan hasil tes laboratorium, grade sampel tembakau memperoleh nilai 2,9.
 
“Mereka antusias terhadap Tembakau kita, padahal awalnya sangat susah karena petani masih menggunakan metode tradisional, setelah gagal baru beralih sistem lebih modern, Tembakau kita sangat bagus kualitasnya dan dapat mencapai 3 meter tingginya”, ujarnya.
 
Dulu, cerita Sukurdi, pengembangan Tembakau ini awalnya digagas bersama Bupati Shabela dengan berkunjung ke Karo, kemudian dilanjutkan dengan kesepakatan dengan perusahaan, jika grade Tembakau mencapai nilai 3 maka tidak perlu dicampur lagi dengan Tembakau Amerika.
 
“Ternyata di Aceh Tengah sangat cocok untuk dikembangkan”, tutupnya.
 
Sementara itu, Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar menyatakan sangat bangga bahwa komoditas pertanian di Kabupaten yang dipimpinnya sejak akhir Tahun 2017 kembali mampu menerobos pasar tingkat Nasional dan Internasional.
 
“Kami yakin, Tembakau dari Gayo akan kembali bangkit seperti era tahun 80-an, dimana saat itu toke Tembakau sangat terkenal melebihi toke Kopi”, kata Shabela optimis.
 
Mewabahnya Virus Corona saat ini, Shabela menyatakan menanam Tembakau adalah salah satu alternatif bagi masyarakat sebab harga Kopi dan hortikultura yang terpuruk karena permintaan kurang.
 
“Apalagi saat ini kita sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan rokok, walaupun yang diminta adalah daun Tembakau, tapi Tembakau Rajang maupun Tembakau Hijau tetap ramai peminatnya”, jelasnya.
 
Sebagai salah satu sentra pemasok Tembakau, Shabela meminta agar dilakukan pengemasan dan branding Tembakau dari Gayo dengan baik sehingga tidak diklaim oleh daerah dan pihak lain.
 
“Beberapa masyarakat kita juga sudah memproduksi Cerutu Gayo, kita minta untuk memakai Cukai Tembakau dan diurus izinnya agar mudah dipasarkan”, harapnya.
 
Terakhir Shabela meminta perjanjian atau MoU dengan perusahaan yang akan berakhir bulan November tahun ini untuk dilanjutkan kembali. (Dk/hms/sl)