JAKARTA, suaralira.com - Mulai hari ini, Senin (26/10), pihak kepolisian menggelar Operasi Zebra selama 2 pekan ke depan hingga 8 November 2020. Operasi ini dilaksanakan serentak di seluruh wilayah Indonesia dan digelar dengan jadwal yang berbeda-beda.
"Untuk operasi kali ini, kita lebih banyak tentang sosialisasi dan dikmas lantas/ pendidikan masyarakat lalu lintas dari pada penegakan hukum," ujar Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo, dilansir dari Kompas.com.
Misalnya, di Jakarta Timur, Operasi Zebra digelar dalam 2 shift yaitu pukul 07.00-11.00 WIB dan 13.00-16.00 WIB. Sedangkan di wilayah Jakarta Barat digelar pada pukul 08.00-09.00 WIB.
Adapun, pihak kepolisian menekankan langkah preemtif dan preventif yang meliputi sosialisasi. Kendati demikian, bagi pengguna jalan yang melanggar akan tetap ditindak tegas, paparnya.
Jenis pelanggar yang dimaksud, mulai dari tidak menggunakan helm, melanggar marka jalan atau stop line, menerobos masuk ke jalur Transjakarta, dan melawan arus yang banyak di lakukan pengendara sepeda motor. Penerapan sanksi atau denda pelanggaran akan merujuk pada Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009. Sebagai contoh, untuk pelangaran tak menggenakan helm, dendanya sebesar 250.00 rupiah.
Sedangkan marka jalan atau tak berhenti di belakan stop line, sanksinya mulai dari pidana dua bulan hingga denda paling banyak Rp 500.000. Sementara melawan arus, denda paling banyak yang akan diterapkan adalah sebesar Rp 500.000 atau kurungan penjara selama dua bulan.
Pelaksanaa Operasi Zebra pada minggu awal dibarengi dengan cuti bersama dan libur panjang Maulid Nabi.
Guna menjaga kelancaran lalu lintas, mengutip dari NTMC Polri, Sambodo menjelaskan pihaknya akan menyiagakan ratusan personel.
"Untuk pengamanan yang libur panjang sebanyak 749 persnonel. Itu gabungan dari Ditlantas Polda Metro Jaya dan Satlantas yang ada di Polres," ucap Sambodo.
Menurut Sambodo, meski Operasi Zebra waktunya bertepatan dengan libur panjang, namun dia memastikan bila sebaran personel yang diturunkan akan tetap siap siaga, baik untuk pengamanan dan juga operasi.
"Operasi zebra kita tidak ada razia, sifatnya hunting pada titik-titik yang menjadi kerawanan pelanggaran, itu yang kita laksanakan, titiknya juga berbeda. Titik-titik yang sering lawan arus, itu yang kita laksanakan (penindakan) karena itu kan berbeda dengan jalur libur. Jadi tetap ada yang bertugas pengamanan sama Operasi Zebra," ucap Sambodo. (kmpc/ sl)