– Lima nama Calon Pengganti Kapolri telah diserahkan Kompolnas melalui Mahfud MD Selaku Menko Polhukam sekaligus Ketua Kompolnas. Nama2 yang santer disebutkan, masuk didalam list tersebut. Namun terdapat 1 nama yang jarang disebutkan yang juga masuk. Menanggapi hal ini DPP LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) Lembaga Sosial Masyarakat yang bergerak dalam bidang pengawasan dan mitra strategis pemerintah ikut mendukung Calon Kapolri pilihan Istana dan Komisi 3 DPR RI.
Presiden LIRA Ollies Datau (10/1) memandang, dari 5 nama tersebut, ada 3 kandidat kuat yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini. “Hemat kami dari 5 nama tersebut akan mengerucut kepada 3 nama. Komjen Pol Gatot Eddy, Komjen Pol Boy Rafli Amar, dan Komjen Agus Andrianto.” tutur Ollies.
Wanita yang juga Dewan Pembina Media Independen Online Indonesia (MIO Indonesia) ini menyebutkan alasan mengapa 3 nama tersebut layak masuk di radar utama. “Pak Gatot dari pengalamanya yang segudang sudah tidak perlu di ragukan, beliau juga Wakil Kapolri saat ini, sebagai Tribrata 2 posisi yang sesuai sangat cocok selangkah lagi menjadi Tribrata 1.” Jelasnya.
Selanjutnya Komjen Boy Rafli dinilai Ollies memiliki kelebihan dalam soft approach kepada masyarakat, dimana Boy dapat mengangkat citra Positif Polri yang sangat diperlukan saat ini. “Tour of Duty Boy sangat panjang, dia lama di Humas Polri, di era Boy, Humas Polri berbenah menjadi corong utama Kepolisian yang humanis dan modern. Saat ini di sebagai Kepala BNPT Pak Boy juga menangani deradikalisasi dengan cara2 yang positif, ini tentu disukai masyarakat.” tegasnya.
Sementara itu sosok Agus Andrianto menurut Wanita yang juga pengusaha ini dipandang sebagai sosok muda dalam Polri yang dapat membawa perubahan luas. “Waktu pensiunya masih 5 tahun, kalau menjabat sampai masa pensiunya nanti, artinya bang Agus bisa membuat program sistematis dan terarah. Seperti era Pak Tito yang punya narasi sendiri promoter, karena panjang masa jabatanya ideal secara waktu.”
Ditanya mengenai kesempatan Komjen Pol Sigit dan Komjen Pol Arief Sulistyanto dan Komjen Pol Listyo Sigit, Ollies menyebutkan semua kemungkinan bisa saja terjadi. ” Beliau berdua adalah sosok terbaik putra bangsa. Orang yang mencapai bintang 3 adalah mereka yang telah melalui proses pembuktian panjang pengabdian untuk negara. Menjadi bintang 4 hanya tentang mencari pilihan yang terbaik dan takdir Tuhan!” Serunya.
Terakhir, Presiden LIRA Hasil Munas II LIRA 2015 ini menyampaikan, siapapun yang terpilih harus bisa membawa pembaharuan besar dan positif bagi Polri. “Siapapun yang terpilih merupakan yang terbaik, hasil pertimbangan matang dan prerogatif Presiden Jokowi. LIRA siap bersinergi dengan POLRI dalam menjalankan fungsi tugasnya menegakan hukum yang adil dan mengangkat citra POLRI yang dipercaya oleh masyarakat. Kader kami di seluruh Indonesia siap juga menjadi kader Polri!” tutupnya.
Ditempat terpisah Sekjen Kibar Indonesia Frans Watu mengatakan, biasanya Presiden akan menyampaikan 1 dari 5 nama rekomendasi Kompolnas untuk dilakukan uji kelayakan oleh Komisi 3 DPR RI. Mereka yang diusulkan Kompolnas adalah putra-putra terbaik yang dimiliki oleh Lembaga Kepolisian saat ini. Namun jangan kaget kalau akhirnya Presiden Jokowi menunjuk nama baru yang jarang dibicarakan di ranah publik, tegas anggota Dewan Pengawas Yayasan Pengelola Sarana Pers Nasional.
Presiden kita ini orangnya aneh, ketika publik ramai-ramai menyuarakan sejumlah nama yang dianggap patut untuk memimpin Polri ke depan, tiba-tiba beliau keluarkan nama lain diluar prediksi kita. Sebagai organ relawan yang telah bersama Jokowi sejak Pilkada DKI, kami paham dengan sikap mantan Walikota Solo ini. Beliau pemimpin yang punya prinsip dan selalu memainkan simbol-simbol dalam memainkan biduk catur politiknya, lanjut Wasekjen Media Independen Online Indonesia (MIO Indonesia).
Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Massa (Ormas), sepakat dengan keputusan Jokowi nanti. Hal ini terlihat tidak adanya dukungan dari LSM maupun Ormas yang tertuju pada satu atau dua nama secara khusus. Mereka sepakat untuk mendukung siapapun kader terbaik bangsa yang akhirnya ditunjuk menggantikan Jenderal Polisi Idham Azis dalam memimpin Polri. Kader terbaik tentunya memiliki kemampuan dan pengalaman sesuai dengan syarat –syarat yang diatur dalam peraturan perundang-undangan tanpa diskriminasi suku, agama, ras dan golongan.