Dok. Duet Maut Zulkifli-Amien di PLN
Pertemuan Dirut dan Komisaris Baru PLN Bersama Pimpinan Media Massa

Dirut PLN Sampaikan Empat Poin Utama Perusahaan dan Target ke Depan

JAKARTA, suaralira.com - Direksi dan Komisaris PT PLN (Persero) bertemu dengan para pemimpin media massa di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, ada empat poin utama PLN dalam mendorong target dan tanggungjawab yang diemban di bidang ketenagalistrikan.
 
Demikian dijelaskan Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini saat membuka dialog dengan para pemimpin media massa di Jakarta, Rabu (29/01/2020).
 
“Sebagian pemimpin media ini bukan orang baru bagi saya, dan saya juga bukan orang baru bagi rekan-rekan media. Begitu juga dengan Komisaris Utama yang baru PLN, Bapak Amien Sunaryadi," ujar Zulkifli membuka dialog dengan para pemimpin media massa.
 
Zulkifli menggunakan kembali ke dasar, kembali ke jalur, dalam mengendalikan kemudi milik negara sebesar PLN. Dalam pesannya kepada para pegawai PLN, ia meminta PLN bekerja dalam satu tim, tidak terkotak-kotakkan, dan bersinergi.
 
Selain itu, PLN mengemban tanggung jawab sebagai satu-satunya perusahaan yang diberikan izin dan tanggungjawab oleh negara untuk menyediakan layanan ketenagalistrikan. Tanpa adanya visi misi dan semangat yang sama, tanggung jawab akan menjadi beban, sehingga masyarakat yang akan menjadi korban, mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut.
 
“PLN memiliki tanggung jawab untuk menyediakan listrik 24/7 dengan kualitas yang baik, tidak padam, sehingga keamanan pasokan menjadi kunci utama dalam pelayanan.  Sementara untuk bergerak maju, PLN juga bertanggung jawab untuk mewujudkan rasio elektrifikasi hingga 100 persen di seluruh wilayah Indonesia dan meningkatkan konsumsi listrik per kapita,” lanjut Zulkifli.
 
Untuk itu, PLN menggunakan empat pedoman pokok yang harus dijalankan tanpa syarat oleh setiap insan PLN.
 
“Pertama dan terpenting adalah menjalankan perusahaan dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Hanya dengan cara itu terkait seperti PLN dengan tanggung jawab yang diselesaikan tinggi, dapat menjalankan operasi dengan sebaik-baiknya,” kata peluncuran ITB tersebut.
 
Prinsip berikutnya, menurut pria kelahiran Sumatera Barat ini adalah pengguna listrik yang harus diganti. Dengan demikian, PLN sebagai penyedia kelistrikan harus menempatkan diri sebagai pelayan, dan bukan yang ingin mengalihkan.
 
Untuk dapat menjalankan dua prinsip utama tersebut, seluruh pegawai PLN termasuk direksi dan komisari, harus bekerja dengan penuh tanggung jawab, akuntabilitas tinggi, kepemilikan terhadap tugas dan target, diiringi dengan kemampuan pelaksanaan yang prima. Komitmen merealisasikan rencana yang telah dibuat tanpa banyak alasan, kata Zulkifli.
 
PLN juga harus memiliki perizinan untuk perizinan yang telah diberikan oleh Pemerintah kepada PLN. Untuk itu PLN harus memiliki rasio keuangan yang baik, memiliki arus kas yang baik dan berkelanjutan, memiliki EBITDA yang sehat dan meningkat, serta mampu menjadi perusahaan yang lebih efisien.
 
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama juga memperkenalkan jajaran direksi dan komisarisnya. Di jajaran direksi, Zulkifli didampingi oleh Wakil Direktur Utama yaitu Darmawan Prasodjo. Ia sebelumnya merancang sebagai Deputi Kepala Staf Kepresidenan bidang Infrastruktur dan Energi.
 
Jajaran direksi yang membantu Direktur Utama terdiri atas 9 orang, sedangkan komisaris dipimpin oleh Amien Sunaryadi sebagai Komisaris Utama. Sebelum diminta di posisi tersebut, Amien adalah Kepala SKK Migas dan juga komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
 
Capaian dan Target
Sampai dengan Januari 2020, kapasitas pengembangan yang dioperasikan oleh PLN mencapai 62,833 MW dengan daya tersambung ke pelanggan sebesar 138,077 MVA.
 
“Jumlah pelanggan PLN sendiri hingga saat ini adalah 75,70 juta pelanggan di seluruh Indonesia, dengan panjang transmisi mencapai 58,959. Jadi, panjang transmisi PLN lebih panjang dari keliling bumi,” papar Zulkifi.
 
Dengan total aset mencapai Rp1,549 triliun berdasarkan laporan keuangan triwulan III tahun 2019, pada triwulan III 2019 pajak dan dividen yang disumbangkan PLN kepada Pemerintah adalah sebesar Rp21,7 triliun. Dalam triwulan yang sama, penjualan tenaga listrik naik sebesar 4,5 persen dibandingkan triwulan III 2018, atau sebesar Rp202,7 triliun.
 
“Pendapatan usaha PLN dalam kurun waktu hingga triwulan III 2019 juga meningkat dengan persentase yang sama yaitu 4,5 persen. Besarannya mencapai Rp209,3 triliun,” ujar Direktur Utama.
 
Sepanjang 5 tahun terakhir, peningkatan kinerja PLN juga meningkat. Dari sisi jumlah pelanggan terakhir sebesar 75,70 juta, angka ini naik dari 61,168 juta pelanggan pada tahun 2015. Sedangkan peningkatan daya guna naik dari 106,582 MVA menjadi 138,077 MVA.
 
“Membebaskan amanat Pemerintah, PLN juga menerima tanggung jawab untuk mengurangi konsumsi BBM pada pembangkit kami. Dalam lima tahun terakhir, persentase konsumsi BBM untuk peningkatan kita turun 8,3 persen pada tahun 2015 menjadi hanya 3,61 persen pada tahun 2019. Angka ini terus kami upayakan kami turunkan, baik melalui penggunaan B20 dan B30, serta dengan mengembangkan penelitian penggunaan CPO pada pembangkit-pembangkit kami. Dengan melakukan adaptasi dengan menggunakan B20 dan B30, maka PLN dapat meningkatkan efisiensi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” katanya.
 
Sementera itu lanjutnya, untuk mendukung kelistrikan di desa-desa di Indonesia dalam mendongkrak produktivitas desa dan kelurahan, program Desa Berlistrik yang dijalankan oleh PLN mampu menerangi desa dari 70.391 desa pada tahun 2015 menjadi 81.085 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia. “Sebagian besar dari desa berlistrik dilakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau, sehingga membutuhkan pekerjaan yang lebih rumit."
 
Ke depan, PLN di bawah kepemimpinan dan Komisaris yang baru, akan memfokuskan pada tiga aspek yaitu pengurangan biaya operasi perusahaan, Peningkatan anggaran dan pelayanan, serta Peningkatan pendapatan usaha. Dengan tiga langkah itu, diharapkan PLN terhadap keuangan negara diharapkan juga akan meningkat secara signifikan.
 
Selain itu, PLN juga akan fokus untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT). “Saat ini, daya pembangkit EBT terpasang 7.800 MW. Ada tambahan daya dari PLTA Hasang berkapasitas 39 MW di Sumatera Utara yang baru saja mendapatkan SLO (Sertifikat Laik Operasi). EBT sebesar 4,750 MW atau 60% dari total seluruh EBT. Pada tahun 2020 ini, PLN berencana untuk menambah pembangkit dari sektor EBT sebesar 1,492 MW, ”pungkas Zulkifli. (KI/SL)